
Wartagereja.co.id – MANADO – Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), dilanda banjir dan tanah longsor akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Jumat (21/3/2025) hingga Sabtu (22/3/2025). Bencana alam ini menyebabkan satu orang warga dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa longsor.
Kepala Kantor Basarnas Manado, George Mercy Randang, mengonfirmasi bahwa korban meninggal dunia bernama Arnold Robert Mamahit (76). Korban ditemukan di rumahnya di Kelurahan Malendeng Lingkungan 6, Kecamatan Tikala, pada Jumat (21/3) sekitar pukul 16.20 Wita. Tim SAR mengalami kesulitan dalam proses evakuasi karena material longsor yang menutupi rumah korban serta kondisi wilayah yang juga terendam banjir.
Sekretaris BPBD Sulut, Jerry Hamonsina, mengungkapkan bahwa total 70 rumah warga terdampak banjir dan longsor di Kota Manado. Sebanyak 180 jiwa dari 75 Kepala Keluarga (KK) terpaksa mengungsi ke rumah kerabat akibat kejadian ini. Ketinggian air dilaporkan mencapai 100 hingga 160 cm.
Salah satu dampak signifikan dari banjir ini adalah terendamnya sebuah rumah ibadah di Manado. Berdasarkan informasi dari Manado Post, air meluap hingga mencapai mimbar gereja dan pastori, dengan ketinggian air diperkirakan setinggi dada orang dewasa. Lokasi persis rumah ibadah yang terendam tersebut belum disebutkan secara detail, namun kejadian ini menggambarkan betapa parahnya banjir yang melanda beberapa wilayah di Manado.
BPBD Sulut saat ini masih melakukan asesmen dan monitoring berkala terhadap wilayah-wilayah yang terdampak banjir dan longsor di Sulut. Selain Kota Manado, cuaca ekstrem juga menyebabkan banjir dan longsor di dua daerah lainnya di Sulut, yaitu Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Sitaro.
Koordinator Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD Sulut, Denny Londok, membenarkan bahwa tiga daerah di Sulut mengalami bencana serupa akibat cuaca ekstrem yang melanda.
Kondisi geografis Manado yang dilintasi oleh lima sungai besar, di mana hanya Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano yang memiliki bendungan, menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya mitigasi banjir di masa mendatang.
Menanggapi musibah ini, Dharma Leksana, S.Th., M.Si., Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI), menyampaikan keprihatinannya. “Mari kita bersama mendoakan agar para korban banjir dan longsor dapat segera tertangani dan Tuhan menguatkan mereka yang sedang dilanda musibah ini,” ajaknya kepada seluruh anggota PWGI.
Pihak terkait terus berupaya memberikan bantuan dan melakukan pendataan terhadap kerugian yang dialami oleh masyarakat terdampak bencana di Manado dan wilayah lainnya di Sulawesi Utara. (Team PWGI/Red.DhL.)