
Wartagereja.co.id – Jakarta, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) melayangkan kecaman keras terhadap aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang kembali menebar teror di Papua Pegunungan. Kali ini, sasaran keganasan mereka adalah para pahlawan pendidikan dan kesehatan di Anggruk, Yahukimo, di mana penyerangan, pembunuhan, dan penganiayaan keji menimpa para guru dan tenaga kesehatan pada Jumat (21/3/2025).
Informasi yang diterima dari siaran pers PGI pada hari ini, Senin (24/3/2025), menyebutkan bahwa satu orang guru meregang nyawa akibat serangan tersebut. Selain itu, empat orang lainnya mengalami luka berat (terdiri dari tiga guru dan satu tenaga kesehatan), sementara dua guru lainnya menderita luka ringan. Para korban, yang mendedikasikan diri untuk melayani masyarakat di wilayah rawan konflik itu, telah berhasil dievakuasi pada Minggu (23/3/2025) melalui jalur udara menuju Dekai, ibukota Yahukimo, dan selanjutnya diterbangkan ke Sentani, Jayapura.
Sekretaris Umum PGI Pdt. Darwin Darmawan melalui pernyataan resminya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas tragedi yang “mencederai rasa kemanusiaan” ini. Mereka menyoroti bahwa para korban adalah anak-anak muda yang dengan tulus mengabdikan diri untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan di daerah yang sangat membutuhkan. Tindakan kekerasan ini dinilai sangat tidak berperikemanusiaan, mengingat warga sipil seharusnya mendapatkan perlindungan hukum dalam kondisi apapun.
“PGI menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, dan mendoakan semua korban juga keluarga korban. Kiranya peristiwa ini tak menyurutkan semangat pengabdian kepada masyarakat yang sangat membutuhkan pelayanan pendidikan dan kesehatan di wilayah itu,” tulis Sekretaris Umum PGI Pdt. Darwin Darmawan dalam siaran persnya.
Organisasi payung gereja-gereja di Indonesia ini juga tak henti-hentinya menyerukan kepada semua kelompok bersenjata yang berkonflik di Tanah Papua untuk segera melakukan deeskalasi ketegangan dan kekerasan. PGI menekankan pentingnya dialog sebagai satu-satunya jalan yang berbudaya dan bermartabat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sosial-politik yang terjadi di Papua.
Lebih lanjut, PGI mendesak agar aparat penegak hukum dapat bertindak tegas dan sesuai dengan hukum yang berlaku terhadap para pelaku tindak kekerasan yang keji ini. Tragedi di Anggruk ini menambah daftar panjang aksi kekerasan yang menyasar warga sipil di Papua, menimbulkan keprihatinan mendalam dari berbagai pihak, termasuk organisasi keagamaan seperti PGI, yang terus berupaya mendorong terciptanya perdamaian di Bumi Cenderawasih. (Editor : Dharma EL./Red.***)