
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si.
Wartagereja.co.id – Jakarta, Salah satu pernyataan paling misterius namun teologis dalam iman Kristen terdapat dalam Syahadat Para Rasul: “…sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan; Ia turun ke dalam kerajaan maut (atau tempat penantian)…” Pernyataan serupa juga ditemukan dalam Syahadat Atanasius. Peristiwa yang dikenal dalam teologi sebagai Descensus Christi ad Inferos (Turunnya Kristus ke Tempat Orang Mati/Neraka) ini, merujuk pada lawatan mulia Kristus ke alam arwah antara kematian dan kebangkitan-Nya.
Secara tradisional, peristiwa ini dipahami sebagai momen ketika Kristus membawa anugerah keselamatan kepada arwah orang-orang benar yang telah wafat sebelum kedatangan-Nya. Dalam tradisi yang berkembang, khususnya di Abad Pertengahan, peristiwa ini dikenal juga sebagai Geger Neraka (Harrowing of Hell), yang menggambarkan Kristus secara aktif menaklukkan kuasa maut dan membebaskan para tawanannya.
Terminologi: Membedah Kata “Neraka”
Penting untuk memahami istilah yang digunakan. Frasa asli dalam Syahadat Para Rasul adalah Yunani: κατελθόντα εἰς τὰ κατώτατα (kateltonta eis ta katôtata, turun ke tempat yang paling bawah) dan Latin: descendit ad inferos (turun ke tempat-tempat yang di bawah). Istilah Yunani τὰ κατώτατα (ta katôtata) dan Latin inferos merujuk pada “alam bawah” atau “dunia orang mati” secara umum.
Dalam Alkitab Perjanjian Baru, istilah yang sering digunakan adalah Hades (Yunani) atau padanannya dalam Perjanjian Lama, Sheol (Ibrani). Keduanya secara umum menunjuk pada keadaan atau tempat arwah setelah kematian, baik orang benar maupun orang fasik, sebelum penghakiman akhir. Ini berbeda dengan Gehenna, yang merujuk pada tempat hukuman kekal.
Oleh karena itu, terjemahan modern dalam bahasa Indonesia sering menggunakan “Tempat Penantian” (Katolik) atau “Alam Maut” (Protestan) untuk menghindari kerancuan dengan neraka sebagai tempat siksaan abadi. Istilah Limbo (khususnya Limbo Para Bapa) juga kadang digunakan oleh teolog untuk merujuk tempat orang benar Perjanjian Lama menantikan Kristus.
Istilah “Geger Neraka” sendiri berasal dari kata Inggris Kuno hergian (serbu, rayah), pertama kali digunakan oleh Ælfric dari Eynsham (sekitar 1000 M) untuk menggambarkan tindakan Kristus menaklukkan dan melepaskan tawanan dari alam maut, terutama Adam, Hawa, dan para tokoh Perjanjian Lama lainnya.
Dasar Biblika dan Sumber Tradisi
Meskipun doktrin ini ditegaskan dalam Kredo, dasar eksplisit dalam Alkitab cukup terbatas dan sering menjadi subjek interpretasi:
- 1 Petrus 3:19–20: Menyebut Kristus “…pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara (Yunani: phylakē)”. Ini sering ditafsirkan sebagai pemberitaan Injil atau proklamasi kemenangan kepada arwah di Hades/Sheol.
- 1 Petrus 4:6: Menyatakan Injil diberitakan “kepada orang-orang mati”.
- Efesus 4:9: Menyebut Kristus “…telah turun ke bagian bumi yang paling bawah (Yunani: ta katōtera [bentuk komparatif])”. Katekismus Gereja Katolik melihat ini sebagai dukungan bagi doktrin ini. Ayat ini sering dikaitkan dengan Mazmur 68:18 tentang membawa tawanan.
- Ayat Lain: Beberapa ayat lain seperti Filipi 2:10 (…segala yang ada di bawah bumi), Roma 10:7 (…turun ke jurang maut), Matius 12:40 (Anak Manusia di rahim bumi), serta penggunaan kata “Hades” di berbagai tempat (misalnya Mat 11:23, Luk 16:23, Kis 2:27, 31, Why 1:18) juga terkadang dirujuk, meskipun interpretasinya beragam. Ayat-ayat Perjanjian Lama seperti Zakaria 9:11 (tahanan dari lobang tak berair) dan Yesaya 24:21-22 (tahanan dalam liang/penjara) juga dilihat sebagai latar belakang.
Selain Alkitab, sumber-sumber tradisi memainkan peran penting dalam pengembangan doktrin ini:
- Tulisan Bapa Gereja: Santo Melito dari Sardis, Tertulianus, Hipolitus, Origenes, dan Ambrosius membahas tema ini.
- Injil Apokrif: Injil Nikodemus (terutama bagian Kisah Pilatus) memberikan narasi dramatis tentang dialog antara Hades dan Setan serta kedatangan Kristus sebagai Raja Kemuliaan. Ini menjadi sumber utama bagi banyak penggambaran Geger Neraka.
- Sastra dan Drama: Syair Inggris Kuno (Cædmon, Cynewulf), khotbah Ælfric, dan terutama drama-drama misteri Inggris Pertengahan (York, Wakefield, dll.) mengembangkan tema ini secara dramatis. Dante Alighieri juga menyentuh tema ini dalam Inferno.
Makna Teologis
Turunnya Kristus ke dunia orang mati memiliki beberapa lapisan makna teologis:
- Solidaritas Penuh: Kristus mengalami kematian manusia secara utuh, memasuki alam maut itu sendiri.
- Kemenangan atas Maut: Ia memasuki wilayah maut bukan sebagai korban, tetapi sebagai Pemenang yang menghancurkan kuasa maut dan Iblis (Ibrani 2:14).
- Pembebasan Orang Benar: Ia membebaskan jiwa-jiwa orang benar Perjanjian Lama yang menantikan Mesias di “pangkuan Abraham” atau Limbo Para Bapa.
- Proklamasi Injil/Kemenangan: Memberitakan kabar baik atau kemenangan-Nya kepada arwah-arwah.
- Kelengkapan Penebusan: Menunjukkan bahwa karya penebusan-Nya menjangkau semua keadaan manusia, termasuk kematian itu sendiri.
Penggambaran dalam Seni: Anastasis
Dalam seni rupa Kristen, terutama tradisi Ortodoks Timur (Bizantin), peristiwa ini digambarkan dalam ikon yang disebut Anastasis (Yunani: Kebangkitan). Ikon ini menjadi penggambaran standar untuk Kebangkitan Kristus. Ciri khasnya:
- Kristus berdiri di atas pintu gerbang Hades/neraka yang hancur (sering membentuk salib).
- Kristus menarik Adam dan Hawa keluar dari makam/kegelapan.
- Figur-figur orang benar Perjanjian Lama (Raja Daud, Salomo, Yohanes Pembaptis, dll.) mengelilingi-Nya.
- Sosok Hades atau Maut/Iblis sering digambarkan terbelenggu di bawah.
Interpretasi dalam Berbagai Tradisi Kristen
- Katolik: Menegaskan Kristus sungguh wafat dan turun ke “tempat penantian” (bukan neraka terkutuk) untuk membebaskan orang benar Perjanjian Lama dan membuka pintu surga (KGK 633). Ada spekulasi teologis mengenai kedalaman pengalaman Kristus di sana (misalnya pandangan Balthasar vs. Aquinas).
- Ortodoks Timur: Sangat menekankan aspek kemenangan ini (Geger Hades). Dirayakan secara liturgis pada Sabtu Suci dengan perubahan warna liturgi dan penyebaran daun dafnah. Ikon Anastasis sangat sentral. Khotbah Paskah St. Yohanes Krisostomus menyoroti kemenangan ini.
- Lutheran: Martin Luther dan Rumusan Kesepahaman menegaskan Kristus turun ke neraka untuk mengalahkan iblis dan maut. Ada diskusi apakah ini bagian dari penghinaan atau permulaan pemuliaan-Nya.
- Kalvinis: Yohanes Kalvin menafsirkan “turun ke neraka” secara metaforis, sebagai puncak penderitaan Kristus menanggung murka Allah atas dosa sebelum Ia wafat di kayu salib, bukan sebagai perjalanan fisik setelah kematian. Tujuannya adalah untuk menggenapi hukuman dosa demi orang percaya.
- Mormon (Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir): Memiliki doktrin unik tentang “lawatan Kristus ke dunia arwah”. Kristus mengunjungi “firdaus” (tempat arwah orang benar) dan mengorganisir mereka untuk memberitakan Injil kepada arwah di “penjara arwah” (orang yang belum menerima Injil atau menolaknya). Ini terkait dengan praktik baptisan bagi orang mati.
Penolakan dan Kontroversi
Beberapa teolog dan umat Kristen menolak doktrin ini, terutama interpretasi literal perjalanan ke alam maut setelah kematian. Alasannya meliputi:
- Kurangnya dasar Alkitabiah yang eksplisit dan kuat.
- Ayat-ayat yang digunakan dianggap bisa ditafsirkan berbeda (misalnya, Agustinus melihat 1 Petrus 3 sebagai perumpamaan).
- Dianggap bertentangan dengan perkataan Yesus di salib (“Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus,” Lukas 23:43).
- Tokoh seperti John Piper dan Wayne Grudem secara eksplisit menolak atau memilih tidak mengucapkan frasa ini dalam Kredo karena alasan teologis dan kurangnya bukti biblika.
Last but not least, Geger Neraka atau Turunnya Kristus ke dunia orang mati (Hades/Sheol) adalah sebuah artikel iman yang kaya, kompleks, dan memiliki sejarah interpretasi yang panjang. Meskipun dasar biblisnya menjadi perdebatan, kehadirannya dalam kredo-kredo awal dan pengembangannya dalam tradisi, liturgi, serta seni menunjukkan signifikansinya.
Bagi banyak orang Kristen, doktrin ini melambangkan kedalaman solidaritas Kristus dengan kemanusiaan, kelengkapan karya penebusan-Nya, dan proklamasi kemenangan-Nya yang gemilang atas dosa dan maut, bahkan di jantung wilayah kekuasaan maut itu sendiri. Perbedaan interpretasi antar denominasi menyoroti kekayaan sekaligus tantangan dalam memahami misteri iman ini.
(Dari berbagai Sumber)
Sumber utama : https://id.wikipedia.org/wiki/Turunnya_Kristus_ke_neraka
- Warren, Kate Mary. “Harrowing of Hell.” Ensiklopedia Katolik. Jld. 7. New York: Robert Appleton Company, 1910.3 Maret 2013. Perlu dicermati bahwasanya kata Latin yang digunakan adalah inferos, bukan infernos. Inferos berarti alam bawah, sementara infernos berarti nyala api.<http://www.newadvent.org/cathen/07143d.htm>.
- ^ Lompat ke:a b Most, William G. “Christ’s Descent into Hell and His Resurrection”.<http://www.ewtn.com/faith/teachings/resua1.htm Diarsipkan 2018-02-20 di Wayback Machine.> Diakses 7 Maret 2013
- ^ D. Bruce Lockerbie, The Apostle’s Creed: Do You Really Believe It (Victor Books, Wheaton, IL) 1977:53–54, teks daring Diarsipkan 2012-07-09 di Archive.is.
- ^ New Testament Apocrypha, Jld. 1 karya Wilhelm Schneemelcher dan R. Mcl. Wilson (1 Desember 1990) ISBN 066422721X hlmn. 501-502
- ^ Leslie Ross, ulasan “Anastasis”, Medieval Art: A Topical Dictionary (Greenwood, 1996), hlmn. 10–11 online.
- ^ Harrow adalah turunan dari kata harry, sebuah istilah militer yang berarti “melakukan penjarahan atau serbuan dadakan”OED
- ^ Stagg, Frank. New Testament Theology. Nashville: Broadman, 1962. ISBN 0-8054-1613-7
- ^ “History of Science: Cyclopædia, or, An universal dictionary of arts and sciences: Chose – clause”. digicoll.library.wisc.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-09-29.
- ^ “The Apocryphal New Testament” disunting oleh Prof. J. K. Elliott, 1993 ISBN 0-19-826182-9 hlm. 164
- ^ Katekismus Gereja Katolik, hlmn. 636–637.
- ^ Lompat ke:a b Reno, R.R. Was Balthasar a Heretic? First Things, 13 Oktober 2008
- ^ “Massa Damnata” Diarsipkan 2020-10-07 di Wayback Machine.. ChurchMilitant.TV.
- ^ Did Christ Suffer in Hell When He Descended into Hell?. Taylor Marshall.
- ^ Allen, R. Michael (2012). Reformed Theology. hlm. 67–68.
- ^ “Frequently Asked Questions”, Mormon.org, LDS Church Parameter |contribution= akan diabaikan (bantuan)
- ^ Lompat ke:a b c Daniel Burke, ‘What did Jesus do on Holy Saturday? (Apa Yang Diperbuat Yesus Pada Hari Sabtu Suci?)‘ dalam The Washington Post, 2 April 2012 (diakses 14 Januari 2013)
- ^ John Piper, ‘Did Christ Ever Descend to Hell? (Benarkah Kristus Pernah Turun Ke Neraka)‘ dalam The Christian Post 23 April 2011 (diakses 14 Januari 2013)
- ^ Adrian Warnock, Raised with Christ (Wheaton: Crossway, 2010), hlmn. 33-34
- ^ Norman T. Burns, Christian Mortalism from Tyndale to Milton 1972 hlm. 180.
- ^ Descent into Hell (turun ke neraka) dalam International Standard Bible Encyclopedia: A-D, Geoffrey W. Bromiley (penyunting), hlmn. 926-927.
- ^ William Bridges Hunter Milton’s English poetry: being entries from A Milton encyclopedia hlm. 151.
- ^ E. W. Bullinger “Hell” in A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament hlmn. 367-369.
- ^ Kenneth Hagen. A theology of Testament in the young Luther: the lectures on Hebrews 1974 hlm. 95 “Bagi Luther, ayat ini mengacu pada tindakan Allah meninggalkan Kristus selama tiga hari kematian-Nya:”
- ^ Whittaker H.A. Studies in the Gospels
- ^ “Auchinleck manuscript”. Auchinleck.nls.uk.
- ^ Henry, Elisabeth (1992). Orpheus with His Lute: Poetry dan the Renewal of Life. Bristol Classical Press. hlm. 38, 50–53, 81. et passim
- ^ Treharne, Elaine (2010). “Speaking of the Medieval”. The Oxford Handbook of Medieval Literature in English. Oxford University Press. hlm. 10.
- ^ Friedman, John Block (2000). Orpheus in the Middle Ages. Syracuse University Press. hlm. 125–126.
- ^ Recording and essay with Il Giudizio Finale; Te Deum. dir Alberto Turco, Bongiovanni
- ^ “Christ in Limbo”. Indianapolis Museum of Art. Diakses tanggal 17 Maret 2016.
Kepustakaan
- Trumbower, J. A., “Jesus’ Descent to the Underworld,” in Idem, Rescue for the Dead: The Posthumous Salvation of Non-Christians in Early Christianity (Oxford, 2001) (Kajian-kajian teologi historis di Oxford), 91-108.
- Brinkman, Martien E., “The Descent into Hell and the Phenomenon of Exorcism in the Early Church,” dalam karya-karya tulis Jerald D. Gort, Henry Jansen, dan Hendrik M. Vroom (para penyunting), Probing the Depths of Evil and Good: Multireligious Views and Case Studies (Amsterdam/New York, NY, 2007) (Currents of Encounter – Studies on the Contact between Christianity and Other Religions, Beliefs, and Cultures, 33).
- Alyssa Lyra Pitstick, Light in Darkness: Hans Urs von Balthasar and the Catholic Doctrine of Christ’s Descent into Hell (Grand Rapids (MI), Eerdmanns, 2007).
- Gavin D’Costa, “Part IV: Christ’s Descent into Hell,” in Idem, Christianity and World Religions: Disputed Questions in the Theology of Religions (Oxford, Wiley-Blackwell, 2009),
- Georgia Frank, “Christ’s Descent to the Underworld in Ancient Ritual and Legend,” in Robert J. Daly (penyunting), Apocalyptic Thought in Early Christianity (Grand Rapids (MI), Baker Academic, 2009) (Kajian-kajian teologi dan sejarah bapa-bapa Gereja di kolese Holy Cross), 211-226.
- Hilarion Alfayev, Christ the Conqueror of Hell: The Descent into Hades from an Orthodox Perspective. Pers Seminari Santo Vladimir (20 November 2009)
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Geger Neraka.
- Ensiklopedia Katolik: Geger Neraka
- Encyclopædia Britannica: Geger Neraka Diarsipkan 2012-12-26 di Wayback Machine.
- Injil Nikodemus: Descensus Christi ad inferos
- Injil Nikodemus, termasuk riwayat turunnya Kristus ke neraka
- Geger Neraka Diarsipkan 2012-03-14 di Wayback Machine. dalam Kumpulan drama misteri Chester
- Le Harrowing of Hell dans les Cycles de York, Towneley et Chester, oleh Alexandra Costache-Babcinschi (buku elektronik, dalam bahasa Prancis)
- Turunnya Tuhan ke neraka
- Ikonografi Ortodoks Rusia mengenai peristiwa Geger Neraka
- Summa Theologica: Turunnya Kristus ke neraka