
Wartagereja.co.id – SLAWI – Semangat mewujudkan gerakan oikumenis dan memperkaya wawasan iman jemaat, Majelis Gereja Kristen Jawa (GKJ) Slawi mengundang Pdt. K. Turyono, Gembala Sidang Gereja Bethel Indonesia (GBI) Slawi, melayani pemberitaan Firman Tuhan dalam ibadah hari Minggu, 18 Mei 2025 pukul 07.30 WIB.
Langkah ini menjadi bagian nyata dari upaya GKJ Slawi membangun kesatuan tubuh Kristus lintas denominasi. Sebagaimana diamanatkan dalam Piagam Saling Mengakui dan Saling Menerima (PSMSM) yang diterbitkan oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Piagam ini menekankan pentingnya saling mengakui pelayanan dan jabatan antar gereja anggota sebagai wujud dari keesaan gereja.
Perpuluhan Menyenangkan Hati Tuhan
Pada kesempatan tersebut, tema khotbah yang diangkat adalah “Perpuluhan Menyenangkan Hati Tuhan”. Khotbah disampaikan lancar oleh Pdt. Turyono dengan menggunakan power point, guna memberi pemahaman yang lebih lanjut.Tema ini menjadi relevan dan kontekstual bagi jemaat GKJ Slawi yang memiliki tradisi memberikan persembahan perpuluhan, khususnya pada perayaan Undhuh-Undhuh. Sebuah persembahan ungkapan syukur jemaat atas berkat Tuhan sepanjang tahun.
Persembahan dalam Undhuh-Undhuh di GKJ Slawi mengandung berbagai makna: Teologis: Sebagai ungkapan syukur dan ketaatan kepada Firman Tuhan (Imamat 27:30; Maleakhi 3:10), serta pengakuan bahwa segala berkat berasal dari Tuhan. Liturgis: Dipersembahkan dalam ibadah syukur secara kolektif, menjadi bagian dari perayaan iman jemaat Kultural: Undhuh-Undhuh sebagai ekspresi iman yang dibingkai dalam budaya agraris Jawa, di mana persembahan bisa berupa hasil bumi dan mencerminkan semangat gotong royong.

Proses Belajar Bersama
Pdt. Sugeng Prihadi, selaku pendeta jemaat GKJ Slawi, menjelaskan bahwa Majelis GKJ Slawi memberi ruang kepada jemaat untuk menghaturkan persembahan perpuluhan sebagai proses belajar bersama. Landasan alkitabiah diambil dari Maleakhi 3:10, namun dengan penekanan bahwa persembahan itu hendaknya diberikan dengan kerelaan dan sukacita, sebagaimana diajarkan dalam 2 Korintus 9:7.
“Pelayanan Firman dari Pdt. K. Turyono selaku pendeta GBI menjadi sarana untuk memperkaya perspektif tentang makna perpuluhan dari tradisi gereja yang berbeda, dalam semangat saling belajar dan saling membangun,” ujar Pdt. Sugeng.
Sebelumnya, Majelis juga mengutus Sdr. Yudha Waskito, selaku Calon Pendeta Terpilih GKJ Slawi memberi pemahaman teologis melalui Pemahaman Alkitab (PA) tentang perpuluhan. Dalam PA tersebut, berlangsung dialog yang membangun dan terbuka antar warga jemaat. Dialog tersebut memperlihatkan semangat belajar jemaat memahami lebih dalam makna dan prinsip perpuluhan secara alkitabiah.
Menjadi Konsekuensi Iman
Semangat perpuluhan tidak semata menjadi kewajiban, tetapi sebagai konsekuensi iman dan wujud syukur jemaat mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Ibadah di GKJ Slawi dengan pengkhotbah lintas gereja ini menjadi bukti, bahwa keesaan tubuh Kristus dapat terwujud melalui kesediaan dalam belajar bersama, saling menerima, dan melayani dalam kasih (sugeng ph/Red)