
Wartagereja.co.id – Wamena, Papua Pegunungan – Suasana penuh sukacita dan semarak mewarnai jantung Kota Wamena, Papua Pegunungan, pada tanggal 31 Mei 2025. Ribuan umat dari berbagai denominasi gereja memadati area depan Tugu Salib, yang terletak strategis di depan Kantor Bupati Jayawijaya, untuk mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR).
Acara yang dipenuhi dengan kidung pujian dan penyembahan ini dibuka oleh Pdt. Zefanya Yeuwun dengan sapaan yang menyentuh hati. Dalam doanya, dengan suara lirih dan air mata, beliau melantunkan syair mazmur, “Yesus anak Daud, kasihanilah kami…” mengajak ribuan umat yang hadir untuk sejenak berlutut dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.
“Kami membutuhkan keselamatan-Mu, kami membutuhkan hadirat-Mu, kami merindukan kasih-Mu, Yesus Raja anak Daud,” demikian petikan doa spontan yang dipanjatkan Pdt. Zefanya, menggema di tengah keheningan ribuan jiwa yang hadir.
Dalam sapaan pembukaannya, Pdt. Zefanya menyampaikan salam damai sejahtera Kristus atas Lembah Baliem dan Kota Wamena serta sekitarnya. Beliau juga mengutip perkataan seorang hamba Tuhan dari Jakarta yang baru saja menyampaikan firman di Stadion Lukas Enembe, Sentani, yang secara spontan merasakan pesan Roh Kudus bahwa “WAMENA PENUH KEMULIAAN”. Pernyataan ini disambut antusias oleh seluruh umat yang hadir, diyakini sebagai kehidupan yang mengalir dan akan terus dirasakan di masa depan.
“Tahun ini kita akan melihat satu tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain. Tuhan bekerja di negeri yang baik ini,” ujar Pdt. Zefanya, yang datang jauh dari Teluk Wondama, Papua Barat. Beliau menekankan bahwa kerinduannya untuk bertemu dengan saudara-saudara di Wamena tidak sebanding dengan kerinduan Yesus Kristus yang telah melewati alam maut untuk menjangkau umat-Nya.
Mengutip Kitab Amsal 25:25, “Kabar baik dari negeri yang jauh bagaikan air dingin bagi jiwa yang dahaga,” Pdt. Zefanya menyampaikan bahwa kedatangannya membawa kabar baik yang menyegarkan dan menyentuh hati. Beliau juga menekankan pentingnya generasi yang mementingkan Tuhan, Injil, dan Firman Tuhan, yang akan membawa berkat bagi masa depan.
Lebih lanjut, Pdt. Zefanya meyakinkan umat bahwa saat ini Roh Kudus sedang melawat Tanah Papua dan mata Tuhan sedang menyoroti tempat ini. KKR ini bukanlah yang terakhir, melainkan akan terus dilakukan karena Tuhan memiliki kepentingan dengan orang-orang di Lembah Baliem. “Kita yang hidup di Tanah Papua penting bagi Injil, dan Injil penting bagi kita,” tegasnya.
Ayat-ayat Alkitab seperti Roma 10:17, 2 Timotius 4:2, 2 Timotius 3:16-17, Ibrani 4:12, 2 Petrus 1:20-21, 1 Yohanes 1:1, Matius 13:23, dan Matius 7:24 turut menjadi landasan dalam penyampaian firman Tuhan pada KKR tersebut. Ayat-ayat ini mengingatkan akan pentingnya iman yang timbul dari pendengaran firman Kristus, kesungguhan memberitakan firman baik dalam suka maupun duka, manfaat firman Allah untuk mengajar dan memperbaiki, kuasa firman Allah yang hidup dan tajam, serta pentingnya melakukan firman Tuhan sebagai fondasi hidup yang kokoh.
Pdt. Zefanya juga menyinggung kondisi bangsa saat ini yang sedang tidak baik-baik saja dalam berbagai aspek kehidupan. Beliau mengingatkan bahwa Allah telah berfirman melalui Anak-Nya, Yesus Kristus, yang kelahirannya, kehidupan, kematian, dan kebangkitannya membawa keselamatan bagi umat manusia. Kebangkitan Yesus dan pencurahan Roh Kudus, yang terjadi 50 hari setelahnya, menjadi bukti kasih dan kuasa Tuhan yang terus bekerja untuk menyempurnakan orang-orang percaya.
Sejarah Injil di Tanah Papua yang telah ditaburkan sejak tahun 1855 juga menjadi bagian penting dari renungan pada KKR ini. Pdt. Zefanya bersyukur melihat setiap orang yang hadir dipenuhi dengan Roh Kudus dan kehadiran Tuhan, meskipun hujan sempat turun.
Sebuah momen yang mengharukan terjadi ketika anak-anak jalanan yang hadir dalam KKR tersebut terjamah oleh Roh Kudus dan berkomitmen untuk meminta pelayanan kepada Pdt. Zefanya.
Rangkaian acara KKR dilanjutkan dengan seminar pengajaran pada hari Minggu, 1 Juni 2025, yang kemudian diikuti dengan pembaptisan bagi sembilan anak jalanan. Harapan besar terukir dari peristiwa ini, agar semakin banyak orang datang untuk menyembah Tuhan di Wamena. Kehadiran ribuan umat dan lawatan Roh Kudus di jantung Kota Wamena menjadi pertanda bahwa kemuliaan Tuhan nyata di Lembah Baliem, membawa harapan dan sukacita bagi seluruh masyarakat Papua Pegunungan.
(Wartawan Gereja Papua pegunungan //Agus Wantik/awan).