
Wartagreja.co.id – BOGOR – Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XIII di Rizen Premier Hotel, Puncak, Cianjur, Jawa Barat. Acara yang berlangsung dari Senin (9/6/2025) hingga Rabu (11/6/2025) ini bertujuan untuk memperkuat komitmen kaum Injili dalam pembangunan moral dan peri kemanusiaan bangsa.
Rakernas yang diikuti oleh jajaran Majelis Pertimbangan, Pengurus Pusat, dan perwakilan wilayah PGLII se-Indonesia ini mengusung tema “Teguh Berpegang pada Alkitab dan Memberitakan Injil serta Berperan dalam Mengembangkan Kualitas Moral dan Peri Kemanusiaan Bangsa”. Tema tersebut didasarkan pada ayat Alkitab dari Roma 15:4, 1 Timotius 4:2, dan Amsal 14:34.
Apresiasi dari Pemerintah
Rakernas XIII dibuka secara resmi oleh Direktur Urusan Agama Kristen Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI, Pdt. Dr. Amsal Yowei, S.E., M.Pd.K. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi pemerintah atas peran aktif PGLII dalam membangun kehidupan keagamaan yang inklusif.
“Kementerian Agama terus berkomitmen menjadi mitra kerja bagi gereja-gereja, termasuk PGLII, dalam mewujudkan kehidupan keagamaan yang rukun, berdampak, dan cinta kemanusiaan serta lingkungan,” ujar Pdt. Yowei.
Ia berharap program-program PGLII ke depan dapat memberikan kontribusi konkret bagi kemajuan bangsa. Seremoni pembukaan ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Pdt. Dr. Amsal Yowei, didampingi Ketua Umum PGLII, Pdt. Tommy Lengkong, M.Th., dan Ketua Majelis Pertimbangan, Pdt. Dr. Ronny Mandang, M.Th.
Penegasan Visi dan Arah Strategis
Dalam khotbah pembukaannya, Ketua Umum PGLII, Pdt. Tommy Lengkong, menekankan pentingnya Alkitab sebagai otoritas tertinggi. Mengutip Amsal 14:34, ia menyatakan, “Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa. Takhta menjadi kokoh oleh kebenaran.”
Sementara itu, Ketua II PGLII, Pdt. Anton Tarigan, yang terhubung secara daring dari Seoul, Korea Selatan, menegaskan pentingnya kolaborasi antarlembaga. “Tidak ada satu pun lembaga yang dapat mengemban panggilan Injili secara utuh sendirian. Kolaborasi adalah keniscayaan,” ujarnya.
Rakernas ini juga menjadi momentum evaluasi dan penajaman visi strategis PGLII 2025–2029. Prof. Dr. F. Irwan Widjaja, Ph.D., dalam paparannya, menyoroti tantangan zaman seperti dinamika generasi muda dan perkembangan digital. Ia mendorong gereja untuk merespons secara kreatif melalui kepemimpinan inovatif dan program yang relevan.
Visi PGLII untuk lima tahun ke depan dirumuskan sebagai “Terwujudnya persekutuan seluruh kaum Injili Indonesia yang tegak dalam kemurnian asas Injili untuk transformasi Injil dan peningkatan kualitas moral bangsa.”
Rakernas XIII PGLII diharapkan menjadi ajang konsolidasi nasional untuk memperkuat kesatuan kaum Injili serta mengaktualisasikan peran strategis gereja dalam pembangunan bangsa yang bermartabat dan adil.
(Dharma EL./Red.***)