
Wartagereja.co.id – Jakarta – Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, platform e-commerce tokogereja.com muncul sebagai pemain unik yang menargetkan ceruk pasar spesifik dengan potensi besar: komunitas Kristen di Indonesia. Dengan model bisnis yang terfokus dan proyeksi pertumbuhan yang menjanjikan, perusahaan ini membuka peluang investasi melalui penerbitan saham. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk kepemilikan saham di tokogereja.com, berdasarkan rencana bisnis yang disusun oleh Pendiri & CEO, Dharma Leksana, S.Th., M.Si..
Apa Itu Saham Tokogereja.com?
Saham tokogereja.com adalah bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan platform e-commerce tersebut. Sebagai perusahaan rintisan (startup) yang berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT), tokogereja.com sedang dalam tahap mencari pendanaan untuk akselerasi bisnis. Dengan membeli sahamnya, seorang investor pada dasarnya “membeli” sebagian kecil dari masa depan perusahaan, termasuk potensi keuntungan dan pertumbuhannya.
Berdasarkan rencana bisnisnya, tokogereja.com menargetkan pendanaan ideal antara Rp 1,7 Miliar hingga Rp 2 Miliar. Dana ini akan dialokasikan untuk biaya setup awal, operasional tahun pertama, modal kerja, serta cadangan untuk pemasaran dan kebutuhan tak terduga. Investor yang berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini akan menerima sejumlah lembar saham yang setara dengan nilai investasi mereka.
Tujuan Perusahaan Menerbitkan Saham
Perusahaan, termasuk tokogereja.com, menerbitkan saham dengan beberapa tujuan strategis yang saling terkait:
- Memperoleh Modal Tanpa Utang: Dengan menjual saham, perusahaan mendapatkan dana segar tanpa harus menanggung beban bunga pinjaman dari bank. Ini menjaga kesehatan arus kas untuk operasional.
- Mendanai Pertumbuhan dan Operasional Awal: Rencana bisnis tokogereja.com secara spesifik menguraikan kebutuhan dana untuk:
- Biaya Setup Awal: Mencakup infrastruktur kantor dan legalitas perusahaan sebesar Rp 235 juta.
- Biaya Operasional Tahun Pertama: Menutupi biaya sewa, gaji tim, dan kebutuhan lainnya yang diperkirakan sebesar Rp 1,383 Miliar.
- Menutupi Proyeksi Kerugian Awal: Di tahun pertama, perusahaan memproyeksikan kerugian operasional sebesar Rp 133 juta seiring dengan upaya membangun pasar. Dana investor akan menutupi defisit ini.
- Meningkatkan Visibilitas dan Kredibilitas: Proses pencarian investor dan penerbitan saham dapat meningkatkan citra perusahaan di mata publik, mitra bisnis, dan calon pelanggan.
- Akselerasi Pertumbuhan: Dana yang terkumpul memungkinkan perusahaan untuk mengeksekusi strategi pemasaran yang lebih agresif, memperluas kategori produk, dan membangun ekosistem digital yang lebih kuat bagi komunitas Kristen.
Valuasi dan Perhitungan Saham: Memahami Angka di Balik Kepemilikan
Bagaimana Nilai Saham Ditentukan? Untuk perusahaan swasta seperti tokogereja.com, nilai saham tidak ditentukan oleh fluktuasi pasar harian seperti di bursa efek. Nilainya ditentukan melalui negosiasi antara pendiri dan investor, yang didasarkan pada valuasi perusahaan. Valuasi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:
- Proyeksi Keuangan: Potensi pendapatan dan laba di masa depan. Tokogereja.com memproyeksikan pendapatan kotor mencapai Rp 2,675 Miliar di tahun kedua dan Rp 4,125 Miliar di tahun ketiga.
- Ukuran Pasar: Target pasar komunitas Kristen di Indonesia yang mencapai lebih dari 29 juta jiwa merupakan basis konsumen yang sangat besar.
- Keunggulan Kompetitif: Fokus pada ceruk pasar yang spesifik dan loyal, serta minimnya kompetitor dominan di segmen ini.
- Tim Manajemen: Kredibilitas dan pengalaman tim pendiri.
Bagaimana Cara Menghitung Jumlah Saham yang Diterbitkan? Perusahaan memiliki keleluasaan untuk menentukan jumlah total saham yang akan diterbitkan. Misalnya, sebuah perusahaan bisa menerbitkan 1.000 lembar saham atau 1.000.000 lembar saham. Angka ini tidak sepenting persentase kepemilikan yang diwakili oleh setiap lembar saham. Keputusan ini biasanya diambil bersama konsultan hukum dan keuangan.
Bagaimana Cara Menghitung Kepemilikan Saham? Persentase kepemilikan dihitung dengan rumus sederhana: Persentase Kepemilikan=(Total Jumlah Saham yang BeredarJumlah Saham yang Dimiliki)×100% Contoh Penerbitan Saham (Ilustrasi): Misalkan, setelah negosiasi, disepakati valuasi post-money (valuasi perusahaan setelah investasi masuk) tokogereja.com adalah Rp 10 Miliar. Perusahaan memutuskan untuk menerbitkan total 1.000.000 lembar saham. Maka, nilai per lembar saham adalah Rp 10.000. Jika seorang investor menanamkan modal sebesar Rp 2 Miliar, maka ia akan mendapatkan: Rp10.000/sahamRp2.000.000.000=200.000lembar saham Kepemilikan investor tersebut adalah: (1.000.000200.000)×100%=20%

Proses dan Aturan Main dalam Kepemilikan Saham
- Pemilik Saham Disebut Apa? Pemilik saham secara umum disebut Pemegang Saham atau Investor.
- Bagaimana Proses Penerbitan Saham? Untuk perusahaan tertutup, prosesnya bukan melalui Penawaran Umum Perdana (IPO) di bursa saham, melainkan melalui penempatan pribadi (private placement). Tahapannya meliputi:
- Presentasi Rencana Bisnis: Pendiri mempresentasikan visi, strategi, dan proyeksi keuangan kepada calon investor.
- Uji Tuntas (Due Diligence): Investor menganalisis kesehatan dan potensi bisnis perusahaan.
- Negosiasi: Penentuan valuasi, jumlah investasi, dan hak-hak yang melekat pada saham.
- Perjanjian Hukum: Penandatanganan dokumen legal seperti Perjanjian Jual Beli Saham dan Perjanjian Pemegang Saham.
- Pencatatan Legal: Perubahan struktur kepemilikan dicatatkan secara resmi sesuai hukum yang berlaku.
- Apa Aturan 5 Pemegang Saham? Tidak ada “aturan 5 pemegang saham” yang dikenal secara universal dalam hukum perusahaan. Namun, menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas di Indonesia, sebuah PT harus didirikan oleh minimal dua orang pemegang saham. Tidak ada batasan maksimal yang kaku untuk jumlah pemegang saham di perusahaan tertutup, tetapi struktur kepemilikan diatur dalam anggaran dasar perusahaan.
Hak dan Potensi Keuntungan Pemegang Saham Tokogereja.com
Memiliki saham memberikan serangkaian hak kepada investor, antara lain:
- Hak Suara: Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan strategis melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
- Hak atas Informasi: Memperoleh laporan keuangan dan informasi relevan mengenai kinerja perusahaan.
- Hak atas Sisa Kekayaan: Menerima bagian dari aset perusahaan jika terjadi likuidasi, setelah semua utang dilunasi.
- Hak atas Dividen: Ini adalah hak untuk menerima bagian dari laba bersih perusahaan.
Kapan Menjual Saham agar Dapat Dividen? Pertanyaan ini perlu diluruskan. Investor tidak menjual saham untuk mendapatkan dividen, melainkan harus memiliki saham tersebut hingga tanggal tertentu yang ditetapkan perusahaan (dikenal sebagai cum-date).
Namun, untuk startup tahap awal seperti tokogereja.com, penting untuk memahami kebijakan dividennya. Rencana bisnis secara eksplisit menyatakan:
- Prioritas Utama adalah Reinvestasi: Laba yang diperoleh akan diprioritaskan untuk diinvestasikan kembali guna mendorong pertumbuhan.
- Fokus Investor Awal adalah Capital Gain: Keuntungan utama bagi investor awal diharapkan bukan dari dividen tahunan, melainkan dari peningkatan nilai saham perusahaan seiring waktu (capital gain).
- Dividen Jangka Panjang: Pembagian dividen hanya akan dipertimbangkan di masa depan ketika perusahaan sudah mencapai profitabilitas yang sangat stabil dan memiliki arus kas yang kuat.
Kesimpulan
Investasi saham di tokogereja.com menawarkan peluang untuk menjadi bagian dari perjalanan sebuah platform e-commerce yang melayani pasar yang besar, loyal, dan kurang terlayani. Dengan target pendanaan yang jelas untuk membiayai pertumbuhan strategis, investor memiliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan signifikan melalui capital gain di masa depan.
Calon investor harus memahami bahwa ini adalah investasi jangka panjang dengan fokus pada pertumbuhan nilai perusahaan, bukan pendapatan dividen jangka pendek.
Bagi investor yang tertarik untuk mendalami peluang ini lebih lanjut, dapat langsung menghubungi Dharma Leksana melalui telepon di 081381773839 atau email marketing@tokogereja.com.