
Kebaktian Emeritasi Pdt. Paulus Wijono, S.Th., MM. Di GKP Jemaat Bandung : “Speechless”
Wartagereja.co.id – Bandung, Emeritus Adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang pensiun atau purna tugas dari jabatan tertentu yang diembannya (seperti pendeta, professor, kanselir, atau posisi professional lainnya). Pemberian gelar ini Adalah bagian dari cara untuk menghormati dedikasi pelayanan yang telah dilakukan. Dengan menganugerahkan gelar emeritus di depan jabatan pendeta yang sudah pensiun atau purna bhakti, kepemimpinan gereja mengakui pengabdiannya kepada gereja sepanjang masa pelayanannya yang dijalankan dengan penuh kesetiaan.
Demikian pula halnya yang terjadi atas diri Pdt. Paulus Wijono, S.Th., M.M., yang boleh mengakhiri masa pelayanannya sebagai seorang Pendeta di lingkup Gereja Kristen Pasundan (GKP) selama kurang lebih 32 tahun. Tepat hari ini, Senin, 13 Oktober 2025 di Gereja Kristen Pasundan (GKP) Jemaat Bandung, Jalan Kebonjati 108. Cuaca sore hari ini di Bandung cukup cerah dan bersahabat. Menyambut kedatangan para tamu undangan dari berbagai pelosok bagian GKP yang ada di lingkup Jawa Bagian Barat, dimana GKP berada dan tersebar, yang akan menghadiri acara Emeritasi Pdt. Paulus Wijono, S.Th., M.M. Suasana sukacita dan muka yang sumringah terlihat di antara para tamu Undangan yang hadir.

Tepat sekitar pk. 15.00 WIB acara Kebaktian Emeritasi pun Bersiap untuk dimulai. Lonceng pun berdentang, sebagai tanda jam kebatian akan dimulai. Kebaktian Peresemian Emeritasi Pdt. Paulus Wijono, S.Th., M.M., langsung dipimpin oleh Ketua Umum Majelis Sinode Gereja Kristen Pasundan, yaitu Pdt. DR. Magyolin Carolina Tuasuun, M.Th., Acara kebaktian ini dilakukan secara sederhana, tanpa iringan tarian atau lengseran yang biasanya dilakukan dalam setiap acara seremonial gerejawi. Namun dalam kesempatan ini atas permintaan dari Pdt. Paulus Wijono, S.Th., M.M., sendiri agar acara ini tidak berlangsung terlalu bertele-tele, maka diminta untuk simple saja. Kotbah yang disampaikan bertemakan seperti judul Refleksi Emeretasi, yaitu : “Speechless” yang di dasarkan dari Mazmur 8:1-10. Ada saat Dimana dalam momen kehidupan kita, kita tidak bisa berkata-kata untuk mengungkapkan kebesaran Kasih Allah di dalam Tuhan Yesus dalam kehidupan yang kita Jalani. Ada rasa kekaguman terhadap tindakan Allah. Yang kemudian melahirkan pujian dan Syukur, yang tidak hanya sebatas kata saja, tapi juga harus diperjuangkan dalam kehidupan lewat tindakan nyata yang bertanggung jawa dan sikap yang penuh hormat, atas segenap ciptaan, yang memuliakan Allah.

Saat ini ketika tidak bisa berbicara mengungkapakan keagungan dan kekaguman atas cinta kasih Tuhan tersebut, ini pula yang menjadi tema refleksi Pdt. Paulus Wijono, S.Th., M.M. Ada rasa kagum dan Syukur yang dirasakan sampai Pdt. Paulus Wijono, S.Th., M.M., menerima gelar Emeritus, dengan penuh rasa tanggung jawab mengemban tugas sampai pada akhirnya. Salah seorang penulis dan sejarawan dari Schotland, yang Bernama Thomas Charlic, mengatakan “Wonder is the Basis of Worship” (kekaguman, rasa takjub adalah dasar kita untuk memuji untuk dan menyembah Sang Pencipta). Maka selamat menjalani kehidupan dan mengagumi tindakan Allah. Selamat merasakan kembali curahan kasih sayang Tuhan, dengan gelar yang baru Pdt. Emeritus Paulus Wijono, S.Th., M.M.
Dalam rangkaian Kebaktian Emeritasi ini, dibacakan Riwayat Hidup & Pelayanan, Pembacaan Piagam Emeritasi Pendeta oleh Majelis Sinode yang dalam hal ini dibacakan oleh : Pnt. Drs. Edwin Handiman, dan juga setelah itu diberikan Kenang-Kenangan & Tanda Kasih dari Gereja Kristen Pasundan, yang disampaikan oleh MS-GKP (oleh Pnt. OD., Sariningsih).Dalam kebaktian ini didukung pula dengan beberapa persembahan Pujian, antara lain : Paduan Suara RS. Immanuel, Paduan Suara GKP Bandung, Paduan Suara GKP Jatinegara, Paduan Suara GKP Karawang, Paduan Suara GKP Jatirangon.
Dalam pertengahan kebaktian, disampaikan Refleksi Pendeta Emeritus : Oleh Pdt. Em. Paulus Wijono, S.Th., M.M., yang berjudul : “Speechless”. Dan dalam refleksinya ini, Pdt. Em. Paulus Wijono, S.Th., M.M., tidak membacakan secara keseluruhan tulisan reflkeksinya. Tapi hanya menyampaikan beberapa pokok saja – karena keterbatasan waktu (karena yang lengkapnya sudah ada dalam Buku Cetak). Adapun Pokok Refleksi Emeritasi ini ada 3 cerita : (1) “Konsumsi Rapat” – Dalam rapat seringkali kita banyak mengeluarkan energi untuk berdebat dalam rapat, tapi keputusannya tetap sama, yaitu “nasi padang”. Betapa sering kita mengalami hal-hal semacam itu (2) “Ahli Tertawa” – terinspirasi dari sebuat buku kecil, yang judulnya agak ngeri-ngeri sedap, yaitu “Catatan Harian Orang Gila”. Tapi ada sebuah tulisan kecil yang menceritakan ada seorang yang ahli tertawa. Dia bukan aktor utama, tapi dia adalah seorang faktor penentu dalam sebuah acara. Dimana dalam sebuah acara akan sukses kalua audiensnya akan tertawa. Dan orang ini adalah sangat ahli untuk memancing orang untuk tertawa dan ia disukai oleh banyak orang dan sangat terkenal serta mengahsilkan pertunjukan yang sukses di banyak tempat. Tetapi, ketika dia seorang diri, dia tidak bisa tertawa untuk dirinya sendiri. Dia hanya bisa tertawa untuk orang lain. Perenungan : Sebagai Pendeta, kita sudah banyak berkotbah (ada yang lucu dan disukai jemaat, berhasil mengajak jemaat untuk tertawa). Apakah kotbah itu punya nilai spiritual untuk dirinya? (3) Seiring dengan bertambahnya usia, “seringkali lupa dengan siapa yang ngajak ngobrol” (sambil ngobrol berfikir ini siapa yang saya ajak ngobrol). Wah ini celaka, jangan sampai ketika Tuhan memanggil dan bertanya kamu siapa? Apakah Tuhan masih mengenal kita atau tidak (meskipun Tuhan tidak pernah akan pikun). Perenungannya adalah : Bagaimana caranya supaya Tuhan ingat kita, bukan hanya kita kenal orang dan orang kenal kita, tapi kita memang pada saatnya Tuhan tidak bertanya-tanya, kamu siapa?

Diakhir refleksinya Pdt. Em. Paulus Wijono, S.Th., M.M., mengajak untuk senantiasa menjaga relasi sebagai sebuah keluarga dan juga para sahabat, dan bahkan kekeluargaan itu menjadi sebuah warna bagi Gereja Kristen Pasundan. Dan mengajak GKP untuk mengeksplorasi local wisdom sebagai ciri khas GKP di wilayah Jawa Bagian Barat sehingga boleh menjadi kontribusi di Tengah-tengah kehidupan Dimana GKP berada.
Setelah Kebaktian dilanjutkan dengan Laporan dari Panitia Pelaksana Emeritrasi, yang disampaikan oleh Pnt. DR. Dra. Seriwati Ginting, M.Pd., dan dilanjutkan dengan kata sambutan, yang diawali oleh Majelis Sinode GKP, yang dalam hal ini diwakili oileh Pdt. Tongam Adama A. Sihite, Th.M. Kemudian dilanjutkan sambutan dari Badan Penelitian dan Pembinaan Sinode GKP yang disampaikan oleh Ibu Pdt. Ira Imelda (Ketyua BPP Sinode GKP) dan dilanjutkan dengan sambutan dari Pembimas Kristen Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat, yang disampaikan oleh Pdt. Harapan Nainggolan. Kemudian sambutan dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Barat, disampaikan oleh Bpk. Drs. Wahyu Mijaya, S.H., M.Si. Dilanjut dengan sambutan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Barat disampaikan oleh Bpk. Drs. H.M. Rafani Achyar. Kemudian Sambutan yang mewakili MPH PGIW Jawa Barat, oleh Pdt. R.H.L. Tobing (sebagai Ketua Majelis Pertimbangan PGIW Jawa Barat). Sambutan mewakili Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yaitu oleh Ibu Pdt. DR. Henriete T.H. Lebang (Ketua Umum LAI).
Acara Peresmian Emeritasi Pdt. Paulus Wijono, S.Th., M.M., dihadiri pula oleh segenap Pendeta aktif dan pendeta emeritus GKP, pendeta dari gereja sahabat, undangan dari para utusan jemaat GKP se sinode GKP, para utusan Badan-Badan Pelayanan GKP, saudara-saudara dari Lintas Iman, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Diakhir acara diserahkan tanda kasih dan ucapan terimakasih kepada perwakilan para tamu undangan yang telah hadir. Dilanjutkan dengan sesi foto Bersama keluarga, Majelis Sinode, Para Pendeta GKP dan Non-GKP beserta pasangannya, para tamu undangan , dll. Dan kemudian acara ditutup dengan doa makan yang disampaikan oleh Pdt. William Dikjaya Tanamal, S.Fil.
(Penulis : Pdt. Alex F. Banua – GKP Gunung Putri. Bandung, 13 Oktober 2025)