
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI)
Wartagereja.co.id – Jakarta, Kemajuan teknologi informasi telah membawa perubahan fundamental dalam masyarakat modern. Era digital ini, di satu sisi, menawarkan kemudahan akses informasi dan komunikasi yang tak terbayangkan sebelumnya. Namun, di sisi lain, juga menghadirkan tantangan disrupsi informasi yang kompleks, terutama bagi kesehatan mental dan spiritual. Gereja, sebagai lembaga yang memiliki tanggung jawab moral dan spiritual, terpanggil untuk merespons tantangan ini dengan bijak dan efektif. Dalam konteks inilah, Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) memiliki peran yang sangat relevan dan strategis.
Tantangan Gereja di Era Disrupsi Informasi Teknologi Tinggi
Disrupsi informasi di era teknologi tinggi termanifestasi dalam beberapa masalah utama yang berdampak pada kesehatan mental dan spiritual jemaat:
- Doomscrolling: Algoritma media sosial yang memprioritaskan berita negatif membanjiri pengguna dengan informasi yang memicu kecemasan, ketakutan, dan keputusasaan. Jemaat gereja tidak luput dari paparan doomscrolling yang dapat melemahkan iman dan harapan mereka.
- Comparative Traps: Media sosial menciptakan realitas semu tentang kesempurnaan dan kebahagiaan, menjebak pengguna dalam perbandingan sosial yang tidak sehat. Jemaat dapat terperangkap dalam comparative traps, merasa rendah diri, iri, dan tidak pernah cukup baik dibandingkan dengan standar yang dipoles di media sosial.
- Technostress: Kecemasan akan masa depan pekerjaan di era otomatisasi dan AI menimbulkan stres dan ketidakpastian. Jemaat mungkin merasa terancam oleh perkembangan teknologi, khawatir kehilangan pekerjaan, dan merasa tidak relevan di tengah perubahan zaman.
Ironisnya, tantangan-tantangan ini muncul justru di saat peradaban manusia mencapai kemajuan teknologi dan ekonomi yang luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan materi tidak secara otomatis menjamin kesejahteraan mental dan spiritual. Gereja, dengan mandatnya untuk melayani manusia secara holistik, perlu hadir sebagai agen solusi di tengah disrupsi informasi ini.
Peran Gereja dalam Menjawab Tantangan Disrupsi Informasi
Gereja memiliki peran krusial dalam membimbing jemaat menghadapi disrupsi informasi dan menjaga kesehatan mental serta spiritual mereka. Beberapa peran gereja yang perlu dioptimalkan adalah:
- Literasi Media Digital yang Sehat: Gereja perlu proaktif dalam membekali jemaat dengan kemampuan literasi media digital. Ini mencakup edukasi tentang cara memilah informasi secara kritis, mengidentifikasi hoax dan disinformasi, serta menggunakan media sosial secara bertanggung jawab. Gereja dapat mengajarkan pentingnya membatasi screen time, memilih konten yang positif dan membangun, serta menghindari doomscrolling.
- Membangun Komunitas yang Solid dan Mendukung: Gereja harus menjadi komunitas yang aman dan suportif, di mana jemaat dapat berbagi beban, mengatasi kecemasan, dan menemukan dukungan sosial yang nyata. Persekutuan, kelompok kecil, pelayanan konseling, dan kegiatan gereja lainnya harus dirancang untuk memperkuat ikatan antar jemaat dan menciptakan ruang untuk saling mendukung.
- Narasi Alternatif Berbasis Iman dan Harapan: Di tengah banjir informasi negatif, gereja memiliki tanggung jawab untuk menawarkan narasi alternatif yang berakar pada nilai-nilai iman, harapan, dan kasih. Khotbah, pengajaran, dan program gereja harus menekankan pesan-pesan positif tentang kasih Allah, janji masa depan yang cerah, dan kekuatan komunitas iman dalam menghadapi kesulitan.
- Keseimbangan Hidup dan Spiritualitas Mendalam: Gereja perlu mendorong jemaat untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan digital dan kehidupan nyata. Praktik-praktik spiritual seperti doa, meditasi, membaca Alkitab, dan pelayanan harus dipromosikan sebagai cara untuk memperdalam hubungan dengan Tuhan dan menemukan ketenangan batin. Gaya hidup sehat yang mencakup istirahat cukup, olahraga, dan interaksi sosial yang bermakna juga perlu ditekankan.
- Teknologi untuk Kebaikan: Gereja dapat dan harus memanfaatkan teknologi secara positif untuk menjangkau jemaat dan masyarakat luas dengan pesan-pesan yang membangun dan inspiratif. Konten media sosial yang positif, pelayanan online, dan platform digital lainnya dapat digunakan untuk memperkuat iman jemaat dan memperluas jangkauan pelayanan gereja.
Peran PWGI dalam Mendampingi Gereja
Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI), sebagai organisasi yang beranggotakan para wartawan Kristen di Indonesia, memiliki peran yang sangat relevan dan strategis dalam mendampingi gereja menjawab tantangan disrupsi informasi.
Visi dan Misi PWGI:
Untuk memahami peran Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI), penting untuk mengetahui visi dan misinya. Penulis yang merupakan Salah Seorang Pendiri dan selaku Ketua Umum PWGI, dalam berbagai kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja Indonesia maupun dalam artikel artikel yang dipublikasikan menjelaskan mengenai visi PWGI adalah:
“Menjadi wadah bagi wartawan Kristen Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme, solidaritas, dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa berdasarkan nilai-nilai Kristiani.”
Misi PWGI mencakup:
- Meningkatkan kualitas dan profesionalisme wartawan Kristen Indonesia.
- Mempererat solidaritas dan kerjasama antar wartawan Kristen.
- Mendorong peran aktif wartawan Kristen dalam pembangunan bangsa di berbagai bidang.
- Menjadi mitra gereja dan lembaga Kristen lainnya dalam menyampaikan informasi yang benar dan membangun.
- Memperjuangkan kebebasan pers dan keadilan.
Relevansi dan Urgensi Peran PWGI:
Dalam konteks disrupsi informasi, peran Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) menjadi semakin relevan dan mendesak karena beberapa alasan:
- Literasi Media dan Informasi: PWGI memiliki anggota yang ahli dalam bidang jurnalistik dan komunikasi. Keahlian ini sangat dibutuhkan untuk membantu gereja dalam meningkatkan literasi media digital di kalangan jemaat. PWGI dapat mengadakan pelatihan, seminar, dan workshop untuk membekali jemaat dengan keterampilan memilah informasi, mengenali hoax, dan menggunakan media sosial secara bijak.
- Produksi Konten Positif dan Inspiratif: PWGI dapat berperan aktif dalam memproduksi konten-konten media yang positif, inspiratif, dan berbasis nilai-nilai Kristiani. Konten ini dapat menjadi narasi alternatif yang menyeimbangkan banjir informasi negatif di media sosial. PWGI dapat bekerja sama dengan gereja dan lembaga Kristen lainnya untuk menghasilkan konten yang relevan dan menjangkau berbagai platform digital.
- Jembatan Komunikasi Gereja dan Publik: Wartawan gereja yang tergabung dalam Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) dapat menjadi jembatan komunikasi yang efektif antara gereja dan publik yang lebih luas. Mereka dapat membantu gereja menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat, mengklarifikasi isu-isu yang salah dipahami, dan membangun citra positif gereja di ruang publik.
- Penguatan Jaringan dan Kolaborasi: PWGI dapat memperkuat jaringan dan kolaborasi antar wartawan Kristen, gereja, dan lembaga Kristen lainnya. Melalui jaringan ini, sumber daya dan keahlian dapat saling dibagikan untuk menghadapi tantangan disrupsi informasi secara bersama-sama. Kolaborasi yang kuat akan memungkinkan gereja dan PWGI untuk bergerak lebih efektif dan berdampak.
- Advokasi Kebijakan Media yang Sehat: PWGI dapat berperan dalam advokasi kebijakan media yang lebih sehat dan bertanggung jawab. Ini termasuk mendorong regulasi yang lebih ketat terhadap penyebaran hoax dan disinformasi, serta mempromosikan etika jurnalistik yang berintegritas.
Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam mendampingi gereja menjawab tantangan disrupsi informasi di era teknologi tinggi. Dengan visi dan misi yang jelas, PWGI dapat menjadi mitra yang efektif bagi gereja dalam meningkatkan literasi media digital, memproduksi konten positif, menjembatani komunikasi dengan publik, memperkuat jaringan, dan mengadvokasi kebijakan media yang sehat. Relevansi dan urgensi peran PWGI semakin meningkat di tengah kompleksitas tantangan disrupsi informasi yang mengancam kesehatan mental dan spiritual jemaat. Kolaborasi yang erat antara PWGI dan gereja adalah kunci untuk menjawab tantangan ini secara efektif dan membawa dampak positif bagi jemaat dan masyarakat luas.
“SOLI DEO GLORIA”