
Wartagereja.co.id – Makale, Gereja Toraja bersiap merayakan hari ulang tahunnya yang ke-78 pada 25 Maret 2025 mendatang. Rangkaian perayaan akan dibuka dengan ibadah khusus pada tanggal 25 Maret 2025 di Buntu Talling, Kecamatan Mengkendek. Tahun ini, Gereja Toraja mengusung tema “merawat bumi rumah bersama”, sebuah ajakan untuk peduli terhadap lingkungan sebagai bagian dari panggilan iman.
Sekretaris Sinode Wilayah III Makale, Pdt. Okiwenty Kombong, M.Th., menjelaskan bahwa ibadah pembukaan ini akan menjadi penanda dimulainya serangkaian acara peringatan HUT ke-78 Gereja Toraja. “Ibadah pembukaan HUT 78 Tahun Gereja Toraja tanggal 25 Maret 2025 dilaksanakan di Buntu Talling, Kecamatan Mengkendek dengan panitia pelaksana dan tuan rumah Badan Pekerja Sinode (BPSW) wilayah 3 Makale,” kata Pdt. Okiwenty.
Usai ibadah, acara akan dilanjutkan dengan sejumlah agenda penting, termasuk laporan dari Ketua Panitia HUT ke-78 Gereja Toraja. Selain itu, dijadwalkan sambutan dari Bupati Tana Toraja, Bupati Toraja Utara, serta Ketua Umum BPS Gereja Toraja. Momen penting lainnya adalah penyerahan persembahan yang akan diperuntukkan bagi pelayanan Klasis Mengkendek Timur Toraja.
Kemeriahan acara pembukaan juga akan dimeriahkan dengan penampilan “Musik Hutan”, yang akan menyuguhkan live music dan berbagai doorprize menarik bagi para peserta.
Menengok ke belakang, Gereja Toraja memiliki sejarah panjang sejak kedatangan misionaris Gereformeerde Zendingsbond dari Belanda pada tahun 1913. Setelah melalui berbagai perkembangan, termasuk pengorbanan para misionaris dan perjuangan jemaat, Gereja Toraja akhirnya berdiri mandiri pada 25 Maret 1947. Pada tahun 1950, gereja ini resmi menjadi anggota Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Kendati sempat terdampak oleh pemberontakan DI/TII Kahar Muzakar, Gereja Toraja terus bertumbuh dan kini memiliki ratusan ribu anggota yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia hingga mancanegara, dengan kantor pusat berlokasi di Rantepao, Sulawesi Selatan.
Dalam teologi, Gereja Toraja menganut tradisi Reformasi dan mengakui sejumlah pengakuan iman klasik. Tata liturginya pun telah mengalami pembaruan seiring waktu. Tema “merawat bumi rumah bersama” pada perayaan HUT ke-78 ini, menurut Pdt. Okiwenty, mengajak seluruh jemaat untuk menghayati panggilan menjaga alam sebagai wujud syukur atas anugerah Tuhan. Beliau juga menyoroti keteladanan Pdt. Rasely Sinampe dalam mengajarkan pentingnya pelestarian lingkungan.
Perayaan HUT ke-78 Gereja Toraja ini diharapkan semakin memperkuat komitmen jemaat dalam mewujudkan tema yang diangkat, serta terus berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. (Dharma EL/ Red.***)
