
Wartagereja.co.id – Lebaksiu, Kabupaten Tegal – Dalam upaya memperkuat toleransi dan moderasi beragama, utusan dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Slawi melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Babagan, Lebaksiu, kediaman K.H. Muhammad Aqib Malik, tokoh muda Islam terkemuka di Kabupaten Tegal.
Kunjungan yang berlangsung penuh kehangatan ini menjadi simbol nyata dari semangat kebersamaan antarumat beragama di Kabupaten Tegal yang majemuk. Pertemuan ini mempererat hubungan yang telah terjalin antara Pdt. Sugeng Prihadi dan Gus Aqib, sapaan akrab K.H. Muhammad Aqib Malik, sejak keduanya aktif di Forum Silaturahmi Nusantara (FSN) Kabupaten Tegal.
“Melalui forum ini, kami membangun komunikasi dan kerja sama untuk mendorong perdamaian dan memperkuat rasa kebersamaan antarumat beragama di Kabupaten Tegal,” ujar Pdt. Sugeng Prihadi.
Gus Aqib, yang dikenal sebagai ustaz muda dan pengasuh Pondok Pesantren Babagan, menyambut baik kunjungan tersebut. Dalam pertemuan itu, ia berbagi pengalaman dakwahnya, termasuk saat menjalankan Safari Ramadhan di Australia atas undangan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia dan New Zealand.
Selain aktif berdakwah, Gus Aqib juga dikenal sebagai Direktur Al Malik Center dan berkomitmen untuk mengembangkan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran agama yang moderat dan inklusif. Ia juga berupaya mempersiapkan santri-santrinya untuk berkontribusi di berbagai bidang, termasuk menjadi tentara, polisi, dan dokter.
Kunjungan ini tidak hanya mempererat tali silaturahmi antar tokoh agama, tetapi juga memperkuat komitmen bersama dalam menciptakan Kabupaten Tegal yang harmonis. Semangat Idul Fitri menjadi momentum untuk menegaskan pentingnya toleransi, menghargai perbedaan, dan mengamalkan ajaran agama secara moderat dan penuh kasih.
“Dialog antarumat beragama bukan sekadar kewajiban, tetapi juga kesempatan untuk saling mendukung dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,” tambah Gus Aqib.

Pertemuan ini dihadiri oleh Pnt. Trianto Budiatmoko, Dkn. Hasta Handayani, Dkn. Henny A. Susanto, Dkn. Yermi Arnani, dan Dkn. Dwi Woro Utami. Langkah sederhana ini diharapkan menjadi bagian dari upaya panjang menuju masyarakat yang lebih inklusif dan moderat. (Sugeng ph/Red. – Dharma EL/ Editor.)