
Wartagereja.co.id – Padangsidimpuan – (24/04) – Ratusan prajurit TNI AD beragama Kristen dari Batalyon Infanteri (Yonif) 123 Rajawali dengan antusias mengikuti pembekalan rohani atau sermon. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Mako Yonif 123 Rajawali, Kota Padangsidimpuan, pada Rabu (24/04).
Pembekalan rohani ini merupakan bagian integral dari persiapan yang dijalani para prajurit menjelang penugasan ke Papua sebagai Satgas PAM Papua yang direncanakan pada Juni 2025 mendatang. Dalam beberapa pekan ke depan, prajurit-prajurit Yonif 123 Rajawali akan fokus pada berbagai latihan militer. Satuan ini memastikan bahwa selain kesiapan fisik dan jasmani, aspek rohani juga menjadi prioritas penting.
Pdt. Waspada Gidyon Sarumaha, M.Th, didapuk sebagai pembicara dalam kegiatan sermon tersebut. Dalam pemaparannya, Pdt. Waspada menekankan pentingnya bagi setiap prajurit Kristus untuk memiliki keserupaan dengan gambar Kristus, yang rela mengorbankan diri-Nya di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia dari dosa.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa panggilan menjadi prajurit TNI merupakan panggilan yang mulia. Menurutnya, hal itu bukan hanya panggilan untuk mengabdi kepada negara, tetapi juga kepercayaan dan panggilan dari Tuhan sendiri untuk menjadikan diri sebagai pelayan-Nya.
Pdt. Waspada mengajak para prajurit untuk menjadi “Prajurit-prajurit Kristus” yang membawa misi perdamaian dunia. Ia merujuk pada teladan Yesus Kristus yang datang ke dunia untuk mendamaikan atau merekonsiliasi manusia dengan Allah. Dalam istilah Yunani, kata “mendamaikan” (Katallage) dimaknai sebagai inisiatif dari Tuhan sendiri untuk mendamaikan diri-Nya dengan manusia. Oleh karena itu, sebagai orang percaya, para prajurit memiliki tugas untuk menjadi pelaku-pelaku pendamai (Yunani: Katallaso) di tengah dunia yang gelap dan penuh perselisihan. Pesan ini diperkuat dengan merujuk pada ayat-ayat Alkitab dari Roma 5:10-11 dan 2 Korintus 5:18-19.
Ratusan prajurit yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi selama mengikuti pembekalan rohani ini, menyadari pentingnya kekuatan spiritual dalam menjalankan tugas berat yang akan mereka hadapi di medan penugasan. (Carlla Paulina/Red.)