
Jakarta Pusat – Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (DPP PWGI) turut menyampaikan ucapan selamat merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak tahun 2025. Organisasi wartawan berbasis gereja ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyambut momen suci umat Buddha ini dengan semangat persaudaraan dan cinta kasih.
Ketua Umum PWGI, Dharma Leksana, S.Th., M.Si., menjelaskan bahwa peringatan Hari Waisak tahun 2025 jatuh pada hari Senin, 12 Mei, dan diikuti dengan cuti bersama pada Selasa, 13 Mei. Hari Raya Waisak merupakan hari libur nasional di Indonesia yang diperingati untuk mengenang tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha Gotama: kelahiran, kecerahan sempurna (pencapaian Nirwana), dan wafatnya (parinibbāna).
“Pada hari ini, umat Buddha di Indonesia melakukan berbagai ritual seperti ziarah ke tempat-tempat suci, doa, meditasi, dan berbuat kebajikan,” ujar Dharma Leksana kepada awak media di kantornya, Jalan Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat, pada Minggu (11/05/2025).
Salah satu lokasi sentral perayaan Waisak di Indonesia, lanjutnya, adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah. Situs warisan dunia yang juga merupakan keajaiban dunia ini menjadi pusat perayaan nasional dan menarik ribuan umat Buddha dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri.
“Selamat Hari Raya Trisuci Waisak, semoga semua makhluk berbahagia. Ucapkan selamat tinggal pada kebencian baik offline maupun online, dan sambut cinta kasih Buddha,” tutur Dharma Leksana, menyampaikan pesan damai dari PWGI.
Sebagai informasi, Waisak (Pali: Vesākha Pūjā; Sanskerta: Vaiśākha) atau Trisuci Waisak adalah hari raya terpenting dalam Buddhisme. Nama “Waisak” sendiri berasal dari nama bulan Vaisakha dalam kalender India kuno, bulan yang diyakini sebagai bulan kelahiran Buddha.
Di Indonesia, peringatan tiga peristiwa suci – Kelahiran Pangeran Siddhattha Gotama di Taman Lumbinī (623 SM), pencapaian Penerangan Sempurna di Buddhagayā (588 SM), dan Parinibbāna Sang Buddha di Kusinārā (543 SM) – dirayakan dalam satu rangkaian yang disebut “Trisuci Waisak”, sesuai keputusan Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists – WFB) di Sri Lanka tahun 1950.
Rangkaian perayaan Waisak nasional di Indonesia biasanya meliputi pengambilan air berkat dari mata air Jumprit, penyalaan obor dari api abadi Mrapen, praktik pindapata (pemberian dana kepada para biku), semadi pada detik-detik puncak bulan purnama, serta kegiatan pradaksina (berjalan mengelilingi candi), pawai, dan acara kesenian. Hari Raya Waisak sendiri telah ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia sejak tahun 1983.
(Team Publikasi DPP PWGI – Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia)