
Wartagereja.co.id – Tateli Satu Sulawesi Utara – Gereja Bethel Tabernakel (GBT) “Alfa Omega” Tateli Satu, yang berlokasi di Desa Tateli Satu, kini merayakan ulang tahunnya yang ke-25. Seperempat abad perjalanan pelayanan jemaat ini menjadi momen refleksi atas jejak langkah iman yang dimulai dari sebuah percakapan sederhana hingga berdirinya gedung gereja permanen yang melayani dan mendidik.
Sejarah GBT “Alfa Omega” Tateli Satu bermula pada tanggal 03 Juni 1999. Kala itu, di kediaman Bapak Johny Lapian, S.Th. di Kelurahan Bahu, Kecamatan Malalayang (yang kini menjadi GBT Bahu), terjadi perbincangan penting. Diskusi tersebut melibatkan almarhum Bapak Arnold Robi, Bapak Jhony Lapian, dan Pendeta Jouce Sumarandak, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Majelis Daerah (MPD) VI GBT Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo (SULUTTENGGO) sekaligus Ketua Pendidikan Alkitab Tabernakel (PAT) Tomohon.
Dalam perbincangan tersebut, Pendeta Jouce Sumarandak menggulirkan sebuah gagasan untuk mengadakan persekutuan di Desa Tateli, yang kini dikenal sebagai Tateli Satu. Gagasan ini disambut baik oleh Bapak Arnold Robi. Pendeta Jouce Sumarandak pun menyampaikan rencana untuk melibatkan mahasiswa PAT Tomohon dalam pelayanan di Tateli.
Menindaklanjuti gagasan tersebut, almarhum Bapak Arnold Robi merintis pelayanan awal di Desa Tateli. Persekutuan perdana diadakan di sebuah rumah kecil milik Keluarga Robi-Lapian. Rumah tersebut sederhana, dihuni oleh anak-anak muda dalam keluarga itu, dan menjadi saksi bisu langkah awal jemaat. Persekutuan ini mulanya dilaksanakan setiap dua minggu sekali, tepatnya pada hari Jumat.
Berselang sekitar empat bulan sejak persekutuan dimulai, semangat dan kerinduan bertumbuh di hati Pendeta Arnold Robi dan jemaat perintisan. Mereka berencana untuk mengadakan Ibadah Natal pertama di penghujung tahun 1999. Rencana awal mengarah pada penyewaan tempat di salah satu restoran di Desa Tateli.

Namun, melihat antusiasme jemaat yang semakin besar dan pertimbangan besarnya biaya sewa tempat, Bapak Arnold Robi kembali mengadakan rapat dengan jemaat. Pertimbangan pun mengarah pada kemungkinan lain. Dalam rapat tersebut, sebuah keputusan bersejarah diambil: membangun gedung gereja semi permanen dengan dana yang terkumpul. Kebetulan, Keluarga Robi-Lapian dengan murah hati menyediakan lahan kosong di samping rumah mereka untuk lokasi pembangunan tempat ibadah.
Dengan semangat gotong royong dan antusiasme yang membara, Pendeta Arnold Robi langsung memimpin pengerjaan pembangunan gedung gereja. Yang awalnya direncanakan semi permanen, pembangunan ini justru berjalan cepat dan akhirnya terwujud menjadi gedung gereja permanen. Menakjubkan, proses pembangunannya hanya memakan waktu 21 hari atau tiga minggu. Hasilnya, Ibadah Perayaan Natal Perdana di tahun 1999 dapat dilaksanakan dengan khidmat di gedung gereja yang baru berdiri kokoh, yang kemudian diberi nama Gereja Bethel Tabernakel Jemaat Alfa Omega Tateli.
Pelayanan persekutuan terus berkembang di bawah kepemimpinan Pendeta Arnold Robi, S.Th. Hingga akhirnya, tonggak sejarah penting lainnya tercatat pada tanggal 12 Mei Tahun 2000. Pada tanggal tersebut, Gereja Bethel Tabernakel “Alfa Omega” Tateli secara resmi diresmikan. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi gereja.

Kini, GBT “Alfa Omega” Tateli Satu telah berusia 25 tahun. Gereja yang saat ini digembalakan oleh Pendeta Mieke Lapian ini telah tumbuh dan menjadi berkat. Melalui berbagai program dan pelayanannya, GBT “Alfa Omega” Tateli Satu telah turut mendidik banyak hamba Tuhan dan melahirkan wiraswasta muda, semua berkat kemurahan dan tuntunan Tuhan Yesus Kristus. Perayaan 25 tahun ini bukan hanya peringatan usia, tetapi juga kesaksian akan kesetiaan Tuhan dari sebuah gagasan sederhana hingga menjadi gereja yang berdampak.
(Wartawan : Reky Robi***/ Carlla Waworuntu./ Editor/Red.***)