
Buku Sejarah Singkat Kanonisasi Alkitab Kristen hingga Era Digital
Buku karya Dr. Dharma Leksana, “Sejarah Singkat Kanonisasi Alkitab Kristen hingga Era Digital”, menawarkan sebuah perjalanan naratif dan reflektif tentang bagaimana Alkitab yang kita kenal saat ini terbentuk. Alih-alih menyajikan sejarah yang kering, penulis mengajak pembaca untuk melihat Alkitab bukan sebagai teks yang “jatuh dari langit,” melainkan sebagai hasil dari pergulatan iman, ingatan, perdebatan, dan penerjemahan selama ribuan tahun.
Dengan gaya penulisan yang populer dan bersahabat, buku ini membawa pembaca melintasi berbagai era, mulai dari tradisi lisan di perapian bangsa Israel, ruang ibadah jemaat mula-mula, percetakan Gutenberg, hingga akhirnya, layar ponsel pintar kita di zaman serba digital ini. Buku ini sangat cocok bagi siapa saja yang ingin mengenal Alkitab lebih dari sekadar teks, dan menghargainya sebagai kisah hidup yang terus berbicara di setiap zaman.
Poin-Poin Penting dan Alur Sejarah
Buku ini disusun secara kronologis, membagi sejarah kanonisasi ke dalam delapan bab utama yang saling terhubung:
Dari Lisan ke Tulisan: Mengawali perjalanan dari tradisi lisan kuno, buku ini menunjukkan bagaimana kisah-kisah iman bangsa Israel dan komunitas Kristen mula-mula diwariskan dari mulut ke mulut, di perapian dan ruang jemaat, sebelum akhirnya diabadikan dalam bentuk tulisan.
Pembentukan Perjanjian Lama: Penulis memaparkan proses penyusunan dan pengakuan kitab-kitab Perjanjian Lama sebagai kanon, termasuk peran penting Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama ke bahasa Yunani) bagi gereja perdana.
Surat, Injil, dan Kesaksian Komunitas: Bab ini berfokus pada awal mula Perjanjian Baru, dari surat-surat Paulus yang merupakan tulisan Kristen paling awal, hingga penulisan Injil yang merupakan ingatan kolektif komunitas tentang Yesus.
Kanonisasi Perjanjian Baru: Pembaca diajak memahami proses historis yang rumit, termasuk peran konsili gereja seperti Hippo dan Kartago, yang akhirnya mengesahkan 27 kitab Perjanjian Baru yang kita kenal sekarang.
Terjemahan dan Persebaran: Buku ini menyoroti pergerakan berani para penerjemah seperti Jerome (Vulgata), Martin Luther, dan William Tyndale yang menerjemahkan Alkitab ke bahasa lokal, menjadikannya milik umat, bukan hanya milik institusi gereja.
Revolusi Gutenberg: Penemuan mesin cetak pada abad ke-15 menjadi “agen perubahan” yang mengubah segalanya, memungkinkan Alkitab diproduksi massal dan menyebar luas, memicu Reformasi Protestan dan gerakan literasi.
Kritik Historis dan Penemuan Naskah: Penulis menjelaskan bagaimana penemuan-penemuan arkeologis seperti Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls) membuktikan keotentikan teks Alkitab yang kita miliki saat ini, sembari memperkenalkan metode kritik teks yang membantu kita memahami dinamika sejarahnya.
Alkitab di Zaman Digital: Bab terakhir ini adalah puncak dari pembahasan, membawa pembaca ke era Alkitab online, aplikasi, dan AI. Dr. Dharma Leksana menantang pembaca untuk merenungkan tantangan baru dari era ini: apakah kemudahan akses membuat kita membaca lebih banyak, tetapi merenungkan lebih sedikit?.