
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si.- Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI)
Wartagereja.co.id – Jakarta, Korupsi merupakan permasalahan yang merajalela di Indonesia, mengancam fondasi masyarakat, tata kelola pemerintahan, dan perekonomian negara. Fenomena ini bukan lagi sekadar tindakan individual, melainkan telah mengakar dan menjadi bagian dari budaya di berbagai lapisan masyarakat.1 Korupsi tidak hanya menyebabkan kerugian materiil yang besar bagi keuangan negara, tetapi juga merusak tatanan sosial dan menghambat kemajuan bangsa.3 Sejarah mencatat bahwa praktik korupsi di Indonesia telah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum masa kemerdekaan, dan terus berevolusi seiring dengan perubahan zaman.2 Kondisi ini menunjukkan bahwa pemberantasan korupsi memerlukan pendekatan yang komprehensif dan inovatif, melampaui upaya penegakan hukum semata.
Dalam konteks ini, Teologi Digital, sebagai bidang studi yang mengeksplorasi hubungan antara teologi dan teknologi digital 6, menawarkan perspektif yang menarik dan relatif baru untuk memahami dan memerangi budaya korupsi. Teologi Digital mencakup pemanfaatan teknologi digital dalam praktik keagamaan, pemahaman teologis, dan penyebaran informasi keagamaan.7 Dengan semakin mendalamnya penetrasi teknologi digital dalam kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk dalam ranah keagamaan, Teologi Digital memiliki potensi untuk menjadi alat yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai integritas dan etika yang dapat melawan budaya korupsi. Pendekatan ini dapat memanfaatkan jangkauan luas dan daya tarik platform digital untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama yang mengutuk korupsi dan mempromosikan perilaku jujur dan bertanggung jawab.
Penulis dalam artikel ini bertujuan mengeksplorasi potensi Teologi Digital dalam memahami dan memerangi budaya korupsi di Indonesia. Melalui tinjauan literatur yang mendalam dan analisis pendapat para ahli, artikel ini akan mengkaji akar permasalahan korupsi di Indonesia dari perspektif budaya, mendefinisikan dan memahami konsep Teologi Digital, menganalisis perspektif agama-agama di Indonesia terhadap korupsi, dan pada akhirnya, menyelidiki bagaimana prinsip dan alat Teologi Digital dapat dimanfaatkan secara strategis dalam upaya pemberantasan korupsi.
Pendekatan yang relatif baru ini diharapkan dapat memberikan wawasan segar dan strategi inovatif dalam menghadapi tantangan korupsi yang telah lama mengakar di Indonesia.
II. Lanskap Korupsi di Indonesia: Perspektif Budaya
Korupsi di Indonesia memiliki akar sejarah yang panjang, jauh sebelum era digital. Jejak praktik korupsi dapat ditelusuri hingga zaman Hindia Belanda, melewati masa pemerintahan Orde Lama, Orde Baru, hingga era Reformasi.2 Bahkan, menurut Benedict Anderson, budaya korupsi di Indonesia sudah ada sebelum Belanda menjajah, dimulai sejak zaman VOC.2 Pola perkembangan korupsi ini telah menjadi salah satu akar budaya Indonesia sejak masa lalu.4 Pengaruh VOC tidak hanya memperkenalkan budaya Barat tetapi juga memperluas praktik korupsi di Indonesia, yang dampaknya masih terasa hingga kini.5
Munculnya budaya korupsi di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait, meliputi aspek sosial, politik, dan ekonomi. Dari sudut pandang sosial, korupsi telah menjadi kebiasaan sejak dahulu dan bahkan dianggap sebagai hal yang wajar dalam sistem sosial yang berlaku.2 Masyarakat memandang korupsi sebagai sesuatu yang telah terjadi sejak dahulu dan terwariskan, sehingga menjadi semacam tradisi dalam birokrasi patrimonial.2 Dalam berbagai perbincangan, kata “korupsi” sudah tidak lagi dianggap aneh dan seolah telah menjadi bahasa lumrah.2 Perilaku korupsi telah meluas di berbagai tingkatan masyarakat, termasuk antara pengusaha dan pejabat birokrat, serta antara warga dengan status ekonomi menengah ke bawah.2 Sikap permisif masyarakat terhadap praktik korupsi, bahkan menganggapnya sebagai “pelumas” bagi proses ekonomi dan politik, semakin memperkuat budaya ini.2
Faktor politik juga memainkan peran signifikan dalam melanggengkan budaya korupsi. Terjadinya penyimpangan kepentingan pada lembaga politik, di mana proses legislasi berlangsung, menjadi salah satu dampak politik dari korupsi.2 Proses pemilihan umum yang tidak sepenuhnya jujur dan adil, serta maraknya praktik politik uang dalam berbagai pemilihan kepala daerah, turut berkontribusi pada hal ini.2 Akibatnya, kebijakan yang dihasilkan oleh lembaga politik seringkali kehilangan moralitas dan tidak berpihak pada kepentingan rakyat.2 Kepentingan partai politik yang kuat juga mendorong tindakan korupsi dalam birokrasi dan masyarakat.2
Dari perspektif ekonomi, korupsi menimbulkan berbagai dampak negatif yang berkontribusi pada keberlangsungannya. Korupsi menyebabkan inefisiensi yang mengakibatkan tingginya harga, eksploitasi dan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya, serta birokrasi yang tidak efektif dan efisien karena lebih mementingkan keuntungan pribadi.2 Rendahnya gaji pegawai negeri sipil juga menjadi salah satu pemicu tindakan korupsi.2 Korupsi juga meningkatkan ketimpangan pendapatan dan memperburuk kemiskinan, menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pemasukan negara.2
Normalisasi budaya korupsi ini memiliki dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat, tata kelola pemerintahan, dan perekonomian Indonesia. Korupsi mengancam seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.3 Kepercayaan masyarakat terhadap para pejabat negara menurun.9 Korupsi menghambat pertumbuhan ekonomi, menurunkan kualitas infrastruktur publik, dan mengurangi pendapatan pajak.10 Dampak sosialnya meliputi penurunan kesejahteraan sosial, penderitaan masyarakat luas akibat perilaku koruptor, dan terhambatnya investasi pada sumber daya manusia.2 Korupsi juga merusak moralitas bangsa dan dapat menjadi malapetaka bagi generasi penerus jika dianggap sebagai hal yang biasa.1
Para ahli juga menyoroti bahaya dan pervasifnya korupsi di Indonesia. Mansyur Semma menggambarkan korupsi sebagai “epidemi”.2 Prof. Nasaruddin Umar melalui bukunya “Teologi Korupsi” menekankan pentingnya memahami masalah ketidakjujuran yang terus melanda negara.11 Gus Sholah bahkan menyatakan bahwa “korupsi sudah menjadi budaya orang Indonesia”.12 Prof. Ariel Heryanto dan Dr. Burhanuddin Muhtadi menyoroti akar budaya korupsi dalam warisan feodalisme dan sistem politik yang transaksional.13 Perspektif para ahli ini menegaskan bahwa korupsi di Indonesia adalah masalah yang kompleks dan mengakar dalam berbagai aspek kehidupan bangsa.
III. Definisi dan Pemahaman Teologi Digital
Teologi Digital, atau juga dikenal sebagai cybertheology, didefinisikan sebagai studi tentang hubungan antara teologi dan teknologi digital.6 Dalam diskursus yang lebih luas, Teologi Digital mencakup berbagai aspek, mulai dari penggunaan teknologi digital sebagai alat pedagogis untuk mengajarkan teologi, hingga pemanfaatan teknologi untuk penelitian teologis yang inovatif.6 Selain itu, bidang ini juga melibatkan refleksi teologis yang mendalam tentang digitalitas dan budaya digital itu sendiri, serta penilaian kembali dan kritik terhadap digitalitas berdasarkan prinsip-prinsip etika teologis.6 Beberapa sarjana bahkan mengusulkan aspek kelima dari Teologi Digital, yang menekankan penggunaan teknologi digital yang lebih terintegrasi namun tetap kritis dalam studi teologi serta kepercayaan dan praktik keagamaan.6 Dalam konteks Katolik, istilah cybertheology seringkali lebih dominan digunakan.6
Hubungan antara Teologi Digital dan budaya digital sangat erat. Budaya digital merupakan realitas baru yang memengaruhi eksistensi manusia di abad ke-21, dan teknologi digital menentukan cara manusia hadir dan berinteraksi.14 Kehadiran yang dulunya diinterpretasikan melalui kepribadian, kini tergerus oleh sistem digital yang artifisial.14 Hal ini menimbulkan krisis makna kehadiran yang perlu direspon secara kritis oleh teologi.14 Teologi Digital berusaha untuk memahami dan merefleksikan hubungan antara iman, khususnya iman Kristen, dan teknologi digital.15 Bidang ini mengeksplorasi bagaimana teknologi digital memengaruhi pemahaman tentang Tuhan, manusia, Gereja, dan praktik iman, serta menganalisis dampaknya terhadap pengalaman religius, komunitas iman, dan pemahaman teologis.15 Media sosial, sebagai bagian integral dari budaya digital, telah menjadi ruang kontemporer yang memungkinkan setiap orang untuk menembus batasan ruang dan sosial.16 Teologi Digital juga berupaya untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang bagaimana menggunakan media sosial dengan penuh kebajikan dan kearifan.16 Gereja juga didorong untuk “berinkarnasi secara digital” dan melaksanakan tugas-tugasnya (marturia, koinonia, diakonia) di ruang digital.17 Pergeseran ke layanan keagamaan daring selama pandemi semakin menekankan perlunya Teologi Digital untuk merumuskan pemahaman yang lebih kontekstual tentang “tanda kehadiran Allah” dalam era digital.18
Perkembangan teknologi digital dan Teologi Digital juga memunculkan berbagai pertimbangan dan tantangan etis. Etika digital dalam konteks keagamaan membahas isu-isu penting seperti privasi, disinformasi, dan interaksi daring yang bertanggung jawab dalam komunitas iman.7 Dunia digital seringkali menyajikan konten yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai agama, yang menjadi tantangan signifikan bagi pendidikan agama.19 Penggunaan media sosial, konten digital, dan interaksi virtual memengaruhi pola pikir dan perilaku moral, termasuk risiko terpapar konten dewasa, kekerasan, dan intoleransi.19 Batasan antara realitas dan pengalaman virtual menjadi kabur, yang dapat mempersulit pengembangan pemikiran kritis dan penalaran etis.19 Teologi memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan moral digital ini, termasuk meneguhkan dasar epistemologis dan etis, mengkritisi perkembangan ilmu pengetahuan yang teknosentris, memberikan perspektif transendental, menyaring informasi teologis, mendorong penggunaan teknologi secara bertanggung jawab, dan menjaga dimensi personalitas dan komunitas.20
IV. Perspektif Agama-Agama di Indonesia tentang Korupsi
Agama-agama utama di Indonesia (Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha) memiliki perspektif teologis yang kuat terhadap isu korupsi, yang tercermin dalam kitab suci dan interpretasi para ulama dan cendekiawan.
Dalam Islam, korupsi (fasad) dilarang keras dan dianggap sebagai dosa besar.21 Ajaran Islam menekankan keadilan (‘adl), kejujuran (amanah), dan integritas dalam semua aspek kehidupan, termasuk pemerintahan dan keuangan.21 Al-Quran dan Sunnah mengutuk berbagai bentuk korupsi, termasuk suap (risywah) dan penggelapan dana publik (ghulul).21 Jabatan dalam Islam dipandang sebagai amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan akuntabilitas.21 Bahkan, dalam “Fikih Anti Korupsi: Perspektif Ulama Muhammadiyah,” korupsi modern disamakan dengan syirik modern karena memprioritaskan uang di atas Tuhan.21
Dalam Kekristenan, korupsi dipandang sebagai pelanggaran moral yang menjauhkan manusia dari Tuhan dan merusak komunitas.23 Alkitab memberikan contoh-contoh kasus korupsi di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang menunjukkan bahwa praktik ini bertentangan dengan perintah Tuhan dan mendahulukan kepentingan pribadi di atas prinsip-prinsip ilahi.24 Gereja, sebagai institusi moral, memiliki peran penting dalam memerangi korupsi dan dapat berkolaborasi dengan lembaga anti-korupsi untuk tujuan ini.25
Dalam Hindu, korupsi dianggap sebagai adharma (perbuatan tidak benar) yang membawa konsekuensi negatif sesuai dengan hukum karma.26 Ajaran Hindu menekankan Tri Kaya Parisudha (kesucian pikiran, perkataan, dan perbuatan) sebagai landasan etika, yang dilanggar oleh tindakan korupsi.27 Konsep Karma Phala (hukum sebab akibat) juga menjadi peringatan bahwa setiap tindakan, termasuk korupsi, akan membuahkan hasil yang setimpal.27
Dalam Buddhisme, korupsi diidentifikasi sebagai akibat dari kondisi mental negatif seperti keserakahan dan ketidaktahuan.29 Buddha mengajarkan tentang “mata pencaharian yang salah” yang mencakup tindakan penipuan dan pengambilan keuntungan yang berlebihan.29 Jalan Delapan Lipat (Ariyo Aṭṭhaṅgiko Maggo) ditawarkan sebagai cara untuk mengembangkan tindakan baik dan menghindari korupsi.29 Nilai-nilai integritas seperti kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin juga ditekankan dalam ajaran Buddha.30
Secara tradisional, ajaran-ajaran agama ini menekankan pentingnya perilaku etis, kejujuran, dan mengutuk korupsi melalui kitab suci, tradisi, dan prinsip-prinsip filosofis mereka. Semua agama ini memberikan kerangka moral yang membimbing individu menuju perilaku yang benar dan menjauhi praktik-praktik yang merugikan orang lain dan masyarakat. Kesamaan pandangan ini memberikan landasan yang kuat untuk membangun sikap moral yang bersatu melawan korupsi di Indonesia.
Tabel 1: Perspektif Agama-Agama di Indonesia tentang Korupsi
Agama | Ajaran Etika Utama yang Relevan dengan Korupsi | Kutukan Skriptural Utama terhadap Korupsi | Metode Tradisional Promosi Kejujuran dan Integritas |
Islam | Keadilan (‘adl), Kejujuran (amanah), Integritas | Pengkhianatan Amanah (Al-Quran), Suap (Hadith), Penggelapan (Al-Quran) | Pendidikan agama, khutbah, penekanan pada akuntabilitas di hadapan Allah |
Kristen | Kasih, Keadilan, Kejujuran, Integritas | Pencurian (Keluaran 20:15), Ketidakjujuran (Amsal), Cinta Uang (1 Timotius 6:10) | Pengajaran Alkitab, khotbah, teladan hidup, komunitas rohani |
Hindu | Tri Kaya Parisudha (Kesucian Pikiran, Perkataan, Perbuatan), Dharma (Kebenaran), Karma Phala (Hukum Sebab Akibat) | Pelanggaran Dharma, tindakan tidak susila (asusila) | Pendidikan nilai dalam keluarga dan komunitas, ajaran kitab suci Veda, penekanan pada konsekuensi karma |
Buddha | Jalan Delapan Lipat (Ariyo Aṭṭhaṅgiko Maggo), Sila (Moralitas), Dana (Kedermawanan) | Mata Pencaharian yang Salah (Micca Ajiva), Keserakahan (Lobha) | Ajaran tentang karma, meditasi, pengembangan kesadaran diri, penekanan pada nilai-nilai luhur seperti kejujuran dan disiplin |

V. Potensi Teologi Digital dalam Upaya Anti-Korupsi
Prinsip dan alat Teologi Digital memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam memerangi korupsi di Indonesia. Teologi Digital, yang pada dasarnya melibatkan penggunaan platform dan teknologi digital, dapat menjadi sarana yang ampuh untuk menyebarkan pesan-pesan anti-korupsi dan mempromosikan nilai-nilai etika yang berakar pada ajaran agama. Jangkauan dan kecepatan platform digital menawarkan peluang yang belum pernah ada sebelumnya untuk menyampaikan informasi dan berinteraksi dengan khalayak luas, termasuk generasi muda yang sangat aktif di dunia maya. Teologi Digital menyediakan kerangka kerja untuk memanfaatkan platform ini secara etis dan efektif demi kebaikan sosial, termasuk mempromosikan nilai-nilai anti-korupsi berdasarkan ajaran agama.
Platform digital dapat digunakan secara efektif untuk menyebarkan ajaran-ajaran agama yang mendorong nilai-nilai anti-korupsi dan perilaku etis. Pendidikan Agama Kristen (PAK) telah memanfaatkan teknologi untuk mengakses sumber belajar digital dan meningkatkan pemahaman konsep teologis.19 Gereja didorong untuk aktif di media sosial untuk menjangkau generasi yang terhubung secara digital.31 Praktik-praktik digital seperti ibadah daring, kelompok doa daring, dan diskusi teologis daring juga dapat menjadi wadah untuk membahas isu-isu etika dan mempromosikan nilai-nilai moral.20 Umat Kristen dapat menggunakan media sosial untuk bersaksi tentang iman mereka dan membangun orang lain melalui pesan-pesan yang positif dan etis.32 Teknologi juga dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyebarkan ajaran agama secara lebih luas.33
Beberapa organisasi keagamaan dan inisiatif di Indonesia telah mulai memanfaatkan media digital untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan integritas. Kementerian Agama dan KPK bekerja sama untuk mengimplementasikan pendidikan anti-korupsi di satuan pendidikan Islam, yang berpotensi melibatkan sumber daya digital.36 KPK juga menggandeng Kementerian Agama di Kuningan untuk mencegah korupsi bersama tokoh agama.37 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Inspektorat Jenderal Kementerian Agama bahkan telah menggunakan Facebook untuk kampanye anti-korupsi.38 Di Yogyakarta, program pemberdayaan masyarakat melibatkan dai anti-korupsi yang menggunakan seni tradisional (karawitan), yang kontennya juga berpotensi disebarluaskan secara digital.39 Kementerian Agama dan KPK juga berencana membuat buku anti-korupsi berbasis nilai agama yang akan didistribusikan dalam format digital.40 Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan adanya pengakuan yang semakin besar akan pentingnya memanfaatkan platform digital dalam upaya anti-korupsi berbasis agama.
Pemimpin dan tokoh agama daring juga memiliki peran penting dalam membentuk opini publik terhadap korupsi. Gereja didorong untuk aktif di media sosial untuk menjangkau generasi muda.31 Setiap umat beragama dapat menjadi saksi nilai-nilai etika dan anti-korupsi melalui platform daring.32 KPK juga melibatkan tokoh agama sebagai influencer dalam kampanye anti-korupsi mereka.42 Dengan memanfaatkan otoritas moral dan spiritual mereka, para pemimpin agama daring dapat mengutuk praktik korupsi, mempromosikan integritas, dan mendorong pengikut mereka untuk mengadopsi perilaku etis baik dalam kehidupan daring maupun luring.
Tabel 2: Contoh Inisiatif Anti-Korupsi Berbasis Agama Digital di Indonesia
Nama Inisiatif (Jika Ada) | Afiliasi Agama (Jika Ada) | Organisasi Pelaksana | Platform Digital yang Digunakan | Deskripsi Kegiatan Utama | Target Audiens | Dampak/Hasil yang Dilaporkan (Jika Ada) |
Pendidikan Anti-Korupsi di Satuan Pendidikan Islam | Islam | Kementerian Agama RI & KPK | Potensial: Aplikasi, Website, Media Sosial | Implementasi pendidikan anti-korupsi dalam kurikulum dan kegiatan pembelajaran | Siswa dan tenaga pendidik di satuan pendidikan Islam | Belum dilaporkan secara spesifik dalam materi yang tersedia |
Kemitraan Pencegahan Korupsi | Umum (Melibatkan Tokoh Agama) | KPK & Kementerian Agama Kab. Kuningan | Potensial: Media Sosial, Website | Bimbingan Teknis Pencegahan Tindak Pidana Korupsi | Pemuka agama | Belum dilaporkan secara spesifik dalam materi yang tersedia |
Kampanye Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) | Umum (Fokus pada Perempuan) | Dharma Wanita Persatuan (DWP) Itjen Kemenag & KPK | Lomba kampanye anti-korupsi melalui postingan di Facebook | Anggota DWP Kanwil Kemenag Provinsi | Peningkatan penyebaran nilai-nilai anti-korupsi melalui media sosial | |
Program Pemberdayaan Dai Anti-Korupsi | Islam (Muhammadiyah) | Paguyuban Mubalig Prenggan, Yogyakarta & Universitas Ahmad Dahlan | Potensial: Media Sosial, Platform Video | Pelatihan dai dalam menyampaikan pesan anti-korupsi melalui dakwah kultural (seni karawitan) | Dai dan masyarakat umum | Peningkatan kesadaran dan potensi penyebaran pesan anti-korupsi melalui seni |
Penyusunan Buku Anti-Korupsi Berbasis Nilai Agama | Multi-Agama | Kementerian Agama RI & KPK | Potensial: Website, E-book, Media Sosial | Penyusunan buku panduan anti-korupsi dari perspektif agama untuk disebarluaskan | Masyarakat luas, penyuluh anti-korupsi | Dalam tahap perencanaan |
VI. Tantangan dan Pertimbangan
Meskipun Teologi Digital menawarkan potensi yang signifikan dalam memerangi korupsi, penting untuk mengakui tantangan dan keterbatasan yang mungkin dihadapi dalam penerapannya pada isu budaya yang mengakar seperti korupsi. Salah satu tantangan utama adalah bahwa Teologi Digital sebagai bidang studi masih berkembang, dan sebagian besar literatur yang ada dikritik karena kurangnya pemahaman yang mendalam tentang teknologi dan budaya digital.6 Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk secara efektif menjembatani kesenjangan antara prinsip-prinsip teologis dan kompleksitas dunia digital memerlukan keahlian dan pemahaman yang mendalam di kedua bidang tersebut.
Selain itu, sifat interaksi digital yang dimediasi oleh teknologi memiliki keterbatasan dalam menyampaikan nilai-nilai moral dan etika yang kompleks, yang seringkali melibatkan dinamika sosial dan interaksi tatap muka.14 Kehadiran digital, yang cenderung artifisial, mungkin tidak sepenuhnya mampu menggantikan intensitas kesadaran dan makna yang muncul dari pertemuan antarmanusia secara langsung.14 Oleh karena itu, mengandalkan Teologi Digital semata mungkin tidak cukup untuk mengatasi norma-norma budaya korupsi yang telah lama tertanam dan melibatkan dinamika sosial yang rumit.
Faktor-faktor lain seperti tingkat literasi digital yang bervariasi di seluruh Indonesia, akses yang tidak merata terhadap teknologi, dan potensi penyalahgunaan platform digital juga perlu dipertimbangkan. Kesenjangan digital dapat membatasi jangkauan dan dampak inisiatif anti-korupsi berbasis Teologi Digital, sehingga berpotensi mengecualikan kelompok-kelompok rentan yang mungkin paling terkena dampak korupsi. Selain itu, platform digital juga dapat disalahgunakan untuk menyebarkan disinformasi atau bahkan memfasilitasi praktik korupsi, yang dapat merusak upaya-upaya positif yang dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang efektif perlu mempertimbangkan inklusivitas dan mengatasi risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi digital.
VII. Pendapat Para Ahli tentang Persimpangan Teologi Digital dan Anti-Korupsi
Pandangan para ahli di Indonesia, termasuk teolog, cendekiawan agama, pakar budaya digital, dan pegiat anti-korupsi, memberikan wawasan berharga mengenai potensi pendekatan Teologi Digital dalam memerangi korupsi. Keberadaan buku “Teologi Korupsi” karya Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar, menunjukkan adanya kesadaran di kalangan pemimpin agama terkemuka tentang perlunya membahas korupsi dari perspektif teologis.11
Secara khusus, Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar telah secara eksplisit menyampaikan enam gagasan strategis untuk memberantas korupsi di Indonesia, yang menekankan peran penting agama dalam membangun etika dan kesadaran publik.43 Gagasan-gagasan beliau mencakup transformasi agama dari sekadar mitos menjadi etos kerja, menjadikan korupsi sebagai musuh bersama, memulai pemberantasan dari Kementerian Agama sendiri, menekankan pentingnya tidak mengambil hak orang lain, melahirkan generasi yang berprinsip dan jujur, serta pentingnya keteladanan. Menariknya, beliau juga menyarankan penggunaan platform digital untuk meningkatkan efisiensi dalam pemerintahan, yang mengindikasikan keterbukaan terhadap pemanfaatan teknologi dalam konteks yang lebih luas, termasuk potensi untuk menyebarkan pesan-pesan anti-korupsi. Sebagai tokoh agama yang sangat dihormati dan menduduki posisi penting dalam pemerintahan, pandangan Prof. Nasaruddin Umar memberikan dukungan kuat terhadap gagasan bahwa nilai-nilai agama, jika dikomunikasikan dan diintegrasikan secara efektif dalam kehidupan masyarakat, dapat menjadi penawar yang ampuh terhadap korupsi. Pengakuan beliau terhadap potensi platform digital juga menggarisbawahi relevansi Teologi Digital dalam konteks ini.
VIII. Kesimpulan dan Rekomendasi
Penulis menggarisbawahi bahwa korupsi di Indonesia merupakan masalah budaya yang mengakar dengan dampak negatif yang luas. Teologi Digital, sebagai studi tentang hubungan antara teologi dan teknologi digital, menawarkan pendekatan baru untuk memerangi masalah ini dengan memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan ajaran-ajaran agama tentang etika dan integritas. Meskipun semua agama utama di Indonesia mengutuk korupsi, tantangan tetap ada dalam menerapkan nilai-nilai ini dalam konteks budaya digital dan mengatasi masalah literasi digital serta potensi penyalahgunaan platform. Namun, dukungan dari tokoh-tokoh agama terkemuka seperti Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar menunjukkan adanya potensi besar untuk memanfaatkan Teologi Digital dalam upaya anti-korupsi.
Berdasarkan temuan penulisan artikel ini, beberapa rekomendasi strategis dapat diusulkan untuk memanfaatkan Teologi Digital dalam menumbuhkan budaya integritas dan mengurangi korupsi di Indonesia:
- Untuk Institusi Keagamaan:
- Mengembangkan strategi digital yang komprehensif untuk menyebarkan ajaran anti-korupsi melalui berbagai saluran daring, termasuk media sosial, situs web, aplikasi, podcast, dan khotbah daring.
- Membuat konten digital yang menarik dan relevan secara kontekstual yang membahas korupsi dari perspektif teologis dan etis, yang disesuaikan dengan berbagai kelompok demografi dan usia.
- Melatih para pemimpin dan pendidik agama dalam keterampilan komunikasi digital dan Teologi Digital untuk secara efektif memanfaatkan platform daring.
- Bermitra dengan pembuat konten digital dan influencer yang sejalan dengan nilai-nilai agama untuk memperkuat pesan-pesan anti-korupsi dalam komunitas daring.
- Membangun platform daring yang aman dan rahasia bagi anggota untuk melaporkan kasus korupsi di dalam organisasi keagamaan mereka sendiri, sehingga mendorong transparansi dan akuntabilitas internal.
- Mengembangkan sumber daya pendidikan digital tentang etika agama dan anti-korupsi untuk digunakan di sekolah-sekolah agama dan kelompok studi.
- Memfasilitasi diskusi dan forum daring tentang dilema etika terkait korupsi, mendorong pemikiran kritis dan penalaran moral di antara para pengikut.
- Untuk Lembaga Pemerintah (misalnya, KPK, Kementerian Agama):
- Berkolaborasi secara formal dengan institusi keagamaan untuk mengembangkan dan menyebarkan kampanye anti-korupsi digital yang didasarkan pada nilai-nilai agama dan sensitif terhadap budaya.
- Mendanai dan mendukung program literasi digital yang secara khusus ditujukan untuk komunitas agama guna meningkatkan kemampuan mereka dalam mengakses dan terlibat dengan inisiatif anti-korupsi berbasis Teologi Digital.
- Mengembangkan dan mempromosikan platform digital yang aman dan mudah digunakan bagi warga untuk melaporkan korupsi, memastikan anonimitas dan perlindungan bagi pelapor. Mengintegrasikan kerangka etika agama ke dalam desain dan pesan platform ini.
- Mengintegrasikan perspektif dan sumber daya Teologi Digital ke dalam kurikulum pendidikan anti-korupsi nasional di semua tingkatan.
- Bermitra dengan perusahaan media sosial untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebaran disinformasi terkait korupsi dan nilai-nilai etika, serta mempromosikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya dari perspektif agama.
- Memanfaatkan platform digital pemerintah untuk menampilkan dan merayakan inisiatif anti-korupsi yang berhasil dipimpin oleh organisasi dan individu agama, mempromosikan panutan positif dan menginspirasi tindakan lebih lanjut.
- Untuk Organisasi Masyarakat Sipil:
- Bertindak sebagai fasilitator dan penghubung antara institusi keagamaan, pakar digital, dan lembaga pemerintah untuk mengembangkan dan mengimplementasikan inisiatif anti-korupsi berbasis Teologi Digital yang inovatif.
- Mengembangkan platform daring untuk keterlibatan warga dan pemantauan korupsi, menggabungkan kerangka etika agama dan menyediakan jalur untuk akuntabilitas yang dipimpin oleh masyarakat.
- Melakukan penelitian untuk mengevaluasi efektivitas inisiatif anti-korupsi berbasis Teologi Digital di Indonesia, mengidentifikasi praktik terbaik dan area untuk perbaikan. Bagikan temuan ini dengan para pemangku kepentingan terkait.
- Madvokasi kebijakan yang mempromosikan inklusi digital dan literasi media untuk semua warga negara, memastikan bahwa upaya anti-korupsi berbasis Teologi Digital dapat diakses dan berdampak di semua segmen masyarakat.
- Menciptakan komunitas daring dan jaringan dukungan bagi individu yang berkomitmen untuk memerangi korupsi berdasarkan iman mereka, menyediakan ruang untuk diskusi, kolaborasi, dan saling menyemangati.
- Rekomendasi Umum:
- Memprioritaskan kolaborasi interdisipliner antara teolog, pakar teknologi digital, ilmuwan sosial, dan pegiat anti-korupsi untuk mengembangkan strategi yang holistik dan efektif.
- Melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang nuansa spesifik Teologi Digital dalam lanskap agama yang beragam di Indonesia dan potensinya untuk mengatasi aspek budaya korupsi yang unik di berbagai daerah dan komunitas.
- Menyadari bahwa Teologi Digital harus melengkapi, bukan menggantikan, metode pengajaran agama dan keterlibatan komunitas tradisional. Pendekatan yang seimbang yang mengintegrasikan strategi daring dan luring kemungkinan akan paling efektif dalam menumbuhkan budaya integritas.
- Membangun mekanisme untuk pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap inisiatif anti-korupsi berbasis Teologi Digital untuk menilai dampaknya dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutannya.
Karya yang dikutip
- FAKTOR PENDORONG TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Fazar Ramadana , Ramadha, diakses April 11, 2025, https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jhp17/article/view/6129/4579
- BUDAYA KORUPSI YANG TERJADI DI INDONESIA – http: //openjournal. unpam. ac. id, diakses April 11, 2025, https://openjournal.unpam.ac.id/index.php/IKAMAKUM/article/view/35755/16694
- Korupsi di Indonesia: Tantangan perubahan sosial – Integritas: Jurnal Antikorupsi – KPK, diakses April 11, 2025, https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas/article/download/898/174/3114
- Akar budaya korupsi Indonesia : historiografi, penyebab, dan pencegahannya, diakses April 11, 2025, https://journal2.um.ac.id/index.php/JDS/article/download/24985/pdf
- Pengaruh Budaya VOC Menumbuhkan Korupsi di Kalangan Penguasa Indonesia di Era Kolonial | Semantik : Jurnal Riset Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Budaya, diakses April 11, 2025, https://journal.aspirasi.or.id/index.php/Semantik/article/view/595
- Digital theology – Wikipedia, diakses April 11, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Digital_theology
- TEOLOGI DIGITAL – Membangun Kerajaan Allah Dengan Jurnalisme, diakses April 11, 2025, https://www.teologi.digital/
- Corruption in the Study of Pancasila Studies – Universitas Negeri Semarang, diakses April 11, 2025, https://journal.unnes.ac.id/nju/jsi/article/download/35973/14194
- budaya korupsi: ketimpangan sosial ekonomi antar pejabat negara dan masyarakat akibat pandemi, diakses April 11, 2025, https://sosains.greenvest.co.id/index.php/sosains/article/download/1158/1468
- ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KORUPSI DI KAWASAN ASIA PASIFIK (Analysis of Factors That Affecting Corruption in Asia-P – Journal IPB, diakses April 11, 2025, https://journal.ipb.ac.id/index.php/jekp/article/download/22322/14831/
- Membaca Buku Teologi Korupsi, Karya Imam Besar Masjid Istiqlal – TIMES Indonesia, diakses April 11, 2025, https://timesindonesia.co.id/kopi-times-resensi/444497/membaca-buku-teologi-korupsi-karya-imam-besar-masjid-istiqlal
- Korupsi dan Budaya – ICW, diakses April 11, 2025, https://www.antikorupsi.org/id/article/korupsi-dan-budaya
- Korupsi Sebagai Budaya? Tinjauan dari Perspektif Budaya, Politik, Hukum, dan Kepatutan Sosial – Askara.co, diakses April 11, 2025, https://www.askara.co/read/2025/03/06/54030/korupsi-sebagai-budaya-tinjauan-dari-perspektif-budaya-politik-hukum-dan-kepatutan-sosial
- Perspektif Teologis Tentang Makna “Kehadiran” Dalam Kultur Digital, diakses April 11, 2025, https://ejournal.stftws.ac.id/index.php/spet/article/download/454/241
- 1 BAB II LANDASAN TEORI A. Teknologi, Teologi dan Ibadah 1. Pengertian Teknologi Teknologi berasal dari kata Yunani techonologo, diakses April 11, 2025, http://digilib-iakntoraja.ac.id/2363/5/adheline_bab_2.pdf
- Teologi Digital – detikNews, diakses April 11, 2025, https://news.detik.com/kolom/d-4429537/teologi-digital
- (PDF) The Church in a Digital Society: An Effort to Transform Church Ministry in Indonesia, diakses April 11, 2025, https://www.researchgate.net/publication/388281341_The_Church_in_a_Digital_Society_An_Effort_to_Transform_Church_Ministry_in_Indonesia
- Merancang Teologi Digital Pasca Pandemi – Kompasiana.com, diakses April 11, 2025, https://www.kompasiana.com/roman/5ec38d06097f3678bc498df2/merancang-teologi-digital-pasca-pandemi
- (PDF) Pendidikan Kristen dan Moralitas di Dunia Digital:: Integrasi …, diakses April 11, 2025, https://www.researchgate.net/publication/390328532_Pendidikan_Kristen_dan_Moralitas_di_Dunia_Digital_Integrasi_Teologi_dalam_Pembentukan_Etika_di_Era_Teknologi_bagi_Generasi_Alpha
- journal.aripafi.or.id, diakses April 11, 2025, https://journal.aripafi.or.id/index.php/jbpakk/article/download/983/1385/5411
- new.kemitraan.or.id, diakses April 11, 2025, https://new.kemitraan.or.id/uploads/gallery/Fikih_Anti_Korupsi.pdf
- KORUPSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM – Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo Madura, diakses April 11, 2025, https://journal.trunojoyo.ac.id/ettijarie/article/download/4591/3202
- (PDF) Pandangan Etika Kristen Terhadap Korupsi di Indonesia – ResearchGate, diakses April 11, 2025, https://www.researchgate.net/publication/358291687_Pandangan_Etika_Kristen_Terhadap_Korupsi_di_Indonesia
- Pencegahan Korupsi Menurut Iman Kristen – Jurnal Teologi Injili, diakses April 11, 2025, https://jurnal.sttati.ac.id/index.php/jti/article/download/14/12
- Peran Gereja Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia Korelasi Dengan Mikha 7:3, diakses April 11, 2025, https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/magenang/article/download/1777/1162
- PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DALAM KACAMATA AGAMA HINDU – Ejournal2 Undiksha, diakses April 11, 2025, https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/JIH/article/download/1788/852
- TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PANDANGAN HINDU Oleh, diakses April 11, 2025, https://ejournal.iahntp.ac.id/index.php/satya-dharma/article/download/508/317/
- Membangun Semangat Anti Korupsi Melalui Ajaran Trilogi Karmaphala: (Analisis Fenomena Kasus Korupsi Yang Terjadi di Indonesia) – ResearchGate, diakses April 11, 2025, https://www.researchgate.net/publication/360719229_Membangun_Semangat_Anti_Korupsi_Melalui_Ajaran_Trilogi_Karmaphala_Analisis_Fenomena_Kasus_Korupsi_Yang_Terjadi_di_Indonesia
- Korupsi Menurut Ariyo Aṭṭhaṅgiko Maggo di dalam Ajaran Buddha Gotama – STAB NALANDA JAKARTA, diakses April 11, 2025, https://e-journal.nalanda.ac.id/index.php/dv/article/download/29/35/119
- Bahas Penyusunan Buku Panduan Antikorupsi, Dirjen Jabarkan Lima Tema Menurut Ajaran Agama Buddha, diakses April 11, 2025, https://bimasbuddha.kemenag.go.id/bahas-penyusunan-buku-panduan-antikorupsi-dirjen-jabarkan-lima-tema-menurut-ajaran-agama-buddha-berita-1499.html
- In Theos: Jurnal Pendidikan Agama dan Teologi – Actual Insight Journals, diakses April 11, 2025, https://journal.actual-insight.com/index.php/intheos/article/download/2157/2431/5905
- ETIKA KRISTEN DI ERA DIGITAL: RESPONS TEOLOGIS TERHADAP ERA POST TRUTH, diakses April 11, 2025, https://e-journal.iakntarutung.ac.id/index.php/humaniora/article/download/382/pdf
- EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN Penggunaan Teknologi menurut Iman Kristen di Era Digital Citraningsih Basongan, diakses April 11, 2025, https://edukatif.org/edukatif/article/download/2883/pdf
- Pengaruh Kultur Digital dalam Hidup Beriman Kristiani: Membangun Langkah Pastoral yang Relevan, diakses April 11, 2025, https://e-journal.sttharvestsemarang.ac.id/index.php/harvester/article/download/74/42
- Kristus di Era Digital: Menjembatani Teologi dan Teknologi Dalam Masyarakat 5.0, diakses April 11, 2025, https://jurnal.stak-kupang.ac.id/index.php/voxveritatis/article/download/44/52/100
- Kementerian Agama dan KPK Sinergi Implementasi Pendidikan Anti Korupsi di Satuan Pendidikan Islam – Pendis Kemenag, diakses April 11, 2025, https://pendis.kemenag.go.id/direktorat-kskk-madrasah/kementerian-agama-dan-kpk-sinergi-implementasi-pendidikan-anti-korupsi-di-satuan-pendidikan-islam
- KPK Gandeng Kemenag Kuningan Cegah Korupsi Bersama Tokoh Agama, diakses April 11, 2025, https://kemenag.go.id/daerah/kpk-gandeng-kemenag-kuningan-cegah-korupsi-bersama-tokoh-agama-bQASS
- DWP Sumsel Juara Kampanye Anti Korupsi Melalui Facebook SPAK Kemenag, diakses April 11, 2025, https://kemenag.go.id/read/dwp-sumsel-juara-kampanye-anti-korupsi-melalui-facebook-spak-kemenag-j7qz9
- Da’i antikorupsi: Pelatihan dakwah kultural pada Paguyuban Mubalig Prenggan, Yogyakarta Anti-corruption preachers – eprints UAD, diakses April 11, 2025, https://eprints.uad.ac.id/38833/2/Jurnal%20Community%20Empowermwnt%20Dai%20Antikorupsi.pdf
- Kemenag RI dan KPK Bakal Buat Modul Anti Korupsi Berbasis Agama – monitorday, diakses April 11, 2025, https://monitorday.com/kemenag-ri-dan-kpk-bakal-buat-modul-anti-korupsi-berbasis-agama/
- Upaya Cegah Korupsi, KPK dan Kemenag Kolaborasi Susun Buku Anti Korupsi Berbasis Nilai Agama – Daulat Co, diakses April 11, 2025, https://www.daulat.co/nasional/123930004/upaya-cegah-korupsi-kpk-dan-kemenag-kolaborasi-susun-buku-anti-korupsi-berbasis-nilai-agama
- Gerakan Masyarakat untuk Indonesia Bersih dari Korupsi, diakses April 11, 2025, https://ti.or.id/gerakan-masyarakat-untuk-indonesia-bersih-dari-korupsi/
- Enam Gagasan Menag Nasaruddin: Langkah Konkret Pemberantasan Korupsi di Indonesia – UIN Sumatera Utara Medan, diakses April 11, 2025, https://uinsu.ac.id/index.php/2024/12/15/enam-gagasan-menag-nasaruddin-langkah-konkret-pemberantasan-korupsi-di-indonesia/
- Catat, Ini Enam Gagasan Menag Nasaruddin untuk Pemberantasan Korupsi – Kementerian Agama RI, diakses April 11, 2025, https://kemenag.go.id/nasional/catat-ini-enam-gagasan-menag-nasaruddin-untuk-pemberantasan-korupsi-yXayR
- INI ENAM GAGASAN MENAG RI UNTUK BERANTAS KORUPSI, CATAT POINNYA! – UINSA, diakses April 11, 2025, https://uinsa.ac.id/blog/ini-enam-gagasan-menag-ri-untuk-berantas-korupsi-catat-poinnya
- Enam Gagasan Menag RI untuk Pemberantasan Korupsi di Indonesia – iain parepare, diakses April 11, 2025, https://www.iainpare.ac.id/blog/berita-1/enam-gagasan-menag-ri-untuk-pemberantasan-korupsi-di-indonesia-4227
- Teladan Antikorupsi Menteri Agama – Bedah Editorial MI – YouTube, diakses April 11, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=CZ6CqByp-V0