
Pdt. Hosea Sudarna (Ketum WKPUB) & Dharma Leksana (Ketum PWGI)
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si.
Wartagereja.co.id – Jakarta, Di tengah pesatnya arus informasi digital, peran organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang komunikasi dan pelayanan umat beragama menjadi semakin relevan. Dua entitas yang memiliki potensi besar untuk bersinergi dalam merawat keberagaman dan menyebarkan pesan positif di ruang digital adalah Wadah Komunikasi & Pelayanan Umat Beragama (WKPUB) dan Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI). Dengan latar belakang, visi, dan misi yang saling melengkapi, kolaborasi antara keduanya dapat menjadi kekuatan signifikan dalam membangun masyarakat yang harmonis di era digital.
WKPUB: Perekat Persatuan Umat Beragama
Lahir dari keprihatinan mendalam atas konflik sosial yang melanda Indonesia pada tahun 1998, WKPUB hadir sebagai wadah komunikasi dan pelayanan umat beragama yang bertujuan merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa yang terkoyak akibat perpecahan. Organisasi ini dimotori oleh perwakilan berbagai komunitas agama yang memiliki kerinduan untuk membangun persaudaraan dalam kebinekaan. WKPUB memfokuskan gerakannya pada aksi nyata di tingkat akar rumput, menjadikannya sebagai perekat sosial melalui berbagai program pelayanan dan kegiatan lintas agama.
Dengan visi mewujudkan persaudaraan sejati antar sesama anak bangsa dan misi membangun serta mengembangkan iman dalam bingkai kebinekaan, WKPUB menyasar kebutuhan masyarakat di tingkat dasar, termasuk penanganan konflik, isu pendidikan, kemiskinan, kesehatan, serta melawan kecurigaan dan fundamentalisme. Berbagai kegiatan seperti acara syukur lintas agama, buka puasa bersama, pelayanan kesehatan, kunjungan ke rumah ibadah, hingga menyikapi hoax dan terorisme menjadi bukti komitmen WKPUB dalam menjaga keharmonisan sosial.
PWGI: Menghadirkan Jurnalisme Injili di Era Digital
Sementara itu, Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) hadir sebagai wadah bagi para wartawan gereja untuk menggarap bidang marturia (pewartaan) melalui jurnalisme di era digital. PWGI memiliki dasar teologis yang kuat, mengutip Injil Lukas 1:1-3 tentang pentingnya pemberitaan yang teratur dan Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28:19-20 dan Markus 16:15-18) untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Menerjemahkan misiologi ini di era digital, PWGI mewadahi wartawan gereja untuk mempublikasikan kegiatan gereja dan pesan kasih melalui platform digital, salah satunya website warta-gereja.com dan jaringannya. Tujuannya adalah agar gereja dapat berpartisipasi aktif dalam memberikan informasi positif kepada publik secara sistematis, legal, dan profesional.
PWGI memandang wartawan gereja sebagai sumber daya manusia yang profesional dan kompeten dalam menyebarkan berita positif tentang Kasih Damai Sejahtera Kristus dan Karya Penyelamatan Umat Manusia, serta menghadirkan “Tanda Tanda Kerajaan Allah di Era Digital”. Organisasi ini berkomitmen untuk menyediakan konten spiritualisme Kekristenan di dunia maya yang heterogen. Untuk mencapai hal ini, PWGI bekerjasama dengan gereja-gereja di seluruh Indonesia melalui program “1 Gereja memiliki minimal 2 Orang Wartawan Kristen (1G2W)” yang profesional sesuai kaidah jurnalistik.
Didirikan pada 23 Agustus 2024, PWGI berasaskan Pancasila dan UUD 1945, menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik dan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, serta bersifat independen. Tujuan mulia PWGI antara lain mewujudkan kemerdekaan pers Pancasila, melindungi hak hukum insan pers gereja, mendukung pembangunan nasional melalui pewartaan agama, menjadi wadah komunikasi dan kerjasama anggota, menjamin kesejahteraan wartawan gereja, membantu mencerdaskan umat dan masyarakat, meningkatkan karya jurnalis, menyediakan pendidikan jurnalistik, menyampaikan aspirasi, serta berperan sebagai kontrol sosial yang konstruktif.
Sinergi di Era Digital: Menguatkan Pesan Damai dan Keberagaman
Melihat profil kedua organisasi ini, potensi sinergi antara PWGI dan WKPUB sangatlah besar, khususnya dalam konteks era digital. WKPUB telah membangun fondasi kuat dalam komunikasi dan pelayanan lintas umat beragama di tingkat akar rumput, sementara PWGI memiliki kapasitas dan jaringan dalam pewartaan melalui media digital.
Kolaborasi antara WKPUB dan PWGI dapat terwujud dalam berbagai bentuk:
- Penyebaran Pesan Keberagaman: PWGI dapat menjadi corong digital bagi kegiatan WKPUB dalam merajut persaudaraan sejati. Publikasi mengenai acara lintas agama, dialog interaktif, dan kegiatan pelayanan sosial WKPUB dapat disebarluaskan melalui platform PWGI, menjangkau audiens yang lebih luas di ranah digital.
- Edukasi dan Literasi Digital: WKPUB dan PWGI dapat bersama-sama mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi digital, khususnya dalam menyikapi hoax, ujaran kebencian, dan konten negatif yang dapat merusak harmoni sosial. Pengalaman WKPUB dalam menyikapi hoax dan terorisme dapat diperkuat dengan kemampuan jurnalistik PWGI dalam menyajikan informasi yang akurat dan mencerahkan. Â
- Konten Kolaboratif: Wartawan gereja yang tergabung dalam PWGI dapat secara aktif meliput dan memberitakan kegiatan WKPUB, menghasilkan konten-konten inspiratif tentang praktik baik kerukunan umat beragama. Sebaliknya, WKPUB dapat memberikan perspektif dan akses kepada PWGI untuk memahami lebih dalam dinamika hubungan antarumat beragama di tingkat masyarakat.
- Pelatihan Jurnalistik Keberagaman: PWGI dapat menyediakan pelatihan jurnalistik bagi anggota atau perwakilan dari WKPUB, membekali mereka dengan keterampilan dalam menyampaikan pesan keberagaman secara efektif melalui berbagai medium digital.
Dengan bersinergi, WKPUB dan PWGI dapat saling melengkapi kekuatan dan menutupi kekurangan. WKPUB membawa pengalaman lapangan dan jejaring lintas iman yang luas, sementara PWGI membawa keahlian dalam komunikasi digital dan jurnalisme profesional. Di era di mana informasi menyebar dengan cepat dan disinformasi mudah berkembang, sinergi ini menjadi krusial dalam memastikan pesan-pesan damai, toleransi, dan pentingnya persaudaraan sejati dapat tersampaikan secara efektif dan jangkauan yang luas. Kolaborasi WKPUB dan PWGI bukan hanya tentang memperkuat eksistensi kedua organisasi, tetapi yang terpenting adalah kontribusi nyata mereka dalam membangun peradaban digital yang inklusif dan harmonis di Indonesia. (Dh.L./Red.)