
Wartagereja.co.id – Jakarta, Kisah pelayanan Yesus Kristus di bumi, sebagaimana dicatat dalam Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas), tidak hanya kaya akan pengajaran yang mendalam tetapi juga memberikan gambaran tentang bagaimana Dia secara efektif mengkomunikasikan kabar baik tentang Kerajaan Allah kepada berbagai lapisan masyarakat pada zaman-Nya.
Meskipun tidak ada “media” modern seperti yang kita kenal sekarang, Yesus menggunakan berbagai metode dan sarana yang tersedia baginya untuk memastikan pesan-Nya tersampaikan luas dan menyentuh hati banyak orang. Dalam konteks ini, kita dapat melihat bagaimana Yesus memanfaatkan apa yang bisa kita sebut sebagai “media pewartaan” di abad pertama.
Pewartaan Lisan dan Pengajaran Langsung:
Inti dari pewartaan Yesus adalah proklamasi lisan secara langsung. Dia berbicara di sinagoge, di tepi danau, di bukit, di rumah-rumah, dan di mana pun orang berkumpul. Suara-Nya menjadi “media” utama yang menyampaikan kebenaran tentang siapa Allah dan apa rencana-Nya bagi dunia melalui kedatangan Kerajaan-Nya. Pengajaran-Nya seringkali disampaikan dalam bentuk:
- Kotbah dan Khotbah: Seperti yang terkenal dalam Khotbah di Bukit (Matius 5-7), Yesus menyampaikan ajaran etis dan rohani yang revolusioner dengan otoritas yang memukau pendengar-Nya.
- Diskusi dan Debat: Yesus terlibat dalam percakapan dan debat dengan para ahli Taurat, orang Farisi, dan kelompok lain, menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan kebenaran dan menyingkapkan kesalahpahaman.
Perumpamaan sebagai “Media” Naratif:
Salah satu ciri khas pengajaran Yesus dalam Injil Sinoptik adalah penggunaan perumpamaan. Perumpamaan adalah cerita pendek yang diambil dari kehidupan sehari-hari, seperti tentang penabur, biji sesawi, ragi, atau anak yang hilang. Perumpamaan ini berfungsi sebagai “media” naratif yang kuat karena:
- Mudah Diingat: Cerita membuatnya lebih mudah diingat dan diceritakan kembali oleh para pendengar.
- Relevan dengan Kehidupan: Menggunakan elemen-elemen dari kehidupan sehari-hari membuat pesan Kerajaan Allah terasa lebih dekat dan relevan.
- Mendorong Perenungan: Perumpamaan seringkali memiliki makna yang lebih dalam yang mendorong pendengar untuk berpikir dan merenungkan implikasinya dalam hidup mereka. Yesus sendiri terkadang menjelaskan makna perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, sementara bagi sebagian orang, perumpamaan menjadi cara untuk menyingkapkan atau menyembunyikan kebenaran tergantung pada keterbukaan hati mereka.
Tindakan Kasih dan Kuasa sebagai “Media” Demonstratif:
Pewartaan Yesus tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan. Mujizat penyembuhan, pengusiran setan, dan perbuatan kasih lainnya merupakan “media” demonstratif yang menunjukkan kuasa Kerajaan Allah yang telah datang dalam diri-Nya.
- Penyembuhan: Tindakan penyembuhan orang sakit, buta, lumpuh, dan tuli menunjukkan belas kasih Allah dan kuasa-Nya untuk memulihkan. Ini menjadi bukti nyata dari kehadiran Kerajaan Allah yang membawa keutuhan.
- Pengusiran Setan: Mengusir roh-roh jahat menunjukkan kemenangan Kerajaan Allah atas kuasa kegelapan, membebaskan manusia dari belenggu dosa dan kejahatan.
- Perbuatan Kasih: Tindakan Yesus yang makan bersama pemungut cukai dan orang berdosa, menyentuh orang kusta, dan menyambut anak-anak adalah “media” yang efektif untuk menunjukkan kasih inklusif dari Kerajaan Allah.
Tindakan-tindakan ini tidak hanya membantu mereka yang dilayani, tetapi juga berfungsi sebagai tanda bagi banyak orang lain, memperkuat pesan yang disampaikan secara lisan dan melalui perumpamaan. Berita tentang mujizat dan tindakan-Nya menyebar dari mulut ke mulut, menjadi semacam “berita” yang memberitakan kebesaran-Nya.
Kehidupan Yesus Sendiri sebagai “Media” Inkarnasi:
Yang terpenting, kehidupan Yesus Kristus itu sendiri adalah “media” pewartaan Kerajaan Allah yang paling sempurna. Cara Dia hidup, berinteraksi dengan orang lain, menunjukkan kerendahan hati, ketaatan kepada Bapa, dan kasih yang tanpa syarat adalah perwujudan nyata dari nilai-nilai Kerajaan Allah. Kematian dan kebangkitan-Nya menjadi puncak dari pewartaan ini, menunjukkan kuasa Allah atas dosa dan maut, serta membuka jalan bagi manusia untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya.
Relevansi Masa Kini:
Meskipun media pewartaan telah berkembang jauh dari era Yesus, prinsip-prinsip yang Dia gunakan tetap sangat relevan. Di era digital saat ini, di mana “Teologi digital” semakin berkembang dan organisasi seperti “Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI)” berperan penting dalam penyampaian pesan keagamaan, kita dapat belajar banyak dari cara Yesus berkomunikasi:
- Pesan yang Jelas dan Relevan: Seperti perumpamaan Yesus yang relevan dengan konteks pendengarnya, pewartaan saat ini perlu menggunakan “media” digital (artikel di situs berita gereja seperti “wartagereja.co.id”, media sosial, podcast, video, dll.) untuk menyampaikan pesan Injil secara jelas dan relevan bagi masyarakat kontemporer.
- Kesaksian yang Autentik: Sebagaimana tindakan Yesus memperkuat pengajaran-Nya, kehidupan orang percaya dan komunitas gereja harus menjadi “media” yang hidup yang menunjukkan kasih dan kuasa Injil di tengah-tengah dunia.
- Inovasi dalam Penyampaian: Yesus tidak terpaku pada satu metode. Demikian pula, gereja dan para pewarta masa kini perlu berinovasi dalam menggunakan berbagai platform digital untuk menjangkau audiens yang lebih luas. PWGI memiliki peran krusial dalam mendorong dan melatih para jurnalis gereja untuk memanfaatkan “media” digital secara etis dan efektif.
- Fokus pada Transformasi: Tujuan pewartaan Yesus adalah membawa orang pada pertobatan dan mengalami transformasi dalam Kerajaan Allah. Media digital harus digunakan bukan hanya untuk informasi, tetapi untuk menginspirasi perubahan hidup dan mendorong keterlibatan dalam komunitas iman, baik secara daring maupun luring.
Dengan memahami bagaimana Yesus memanfaatkan “media” di zaman-Nya untuk memberitakan Kerajaan Allah, kita diingatkan akan pentingnya hikmat, kreativitas, dan keaslian dalam upaya pewartaan di era digital ini.
Seperti Yesus adalah Sang Firman yang menjadi daging, pewartaan kita harus menjadi perpaduan yang hidup antara kata dan tindakan, menjangkau dunia dengan kabar baik yang membawa harapan dan transformasi.
Penulis : Dharma Leksana, S.Th., M.Si.