
Oleh : Dharma Leksana, .Th., M.Si.
Wartagereja.co.id – Pentakosta, sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani “Πεντηκοστή [ἡμέρα]” (Pentēkostē [hēmera]) yang berarti “[hari] kelima puluh”, merupakan salah satu hari raya terpenting dalam kalender Kristiani. Juga dikenal sebagai Minggu Putih, Pentakosta memperingati peristiwa agung pencurahan Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem.
Peristiwa transformatif ini terjadi 49 hari setelah Paskah (atau pada hari ke-50), menggenapi janji yang diberikan Yesus Kristus sebelum kenaikan-Nya ke surga. Hari Pentakosta secara luas diakui sebagai momen kelahiran gereja mula-mula, ditandai dengan pertobatan sekitar tiga ribu jiwa setelah khotbah Rasul Petrus, sebagaimana dicatat dalam Kisah Para Rasul pasal ke-2.
Menariknya, sebelum menjadi perayaan Kristiani, Pentakosta adalah hari raya besar dalam agama Yahudi yang disebut Shavuot atau festival Oraya. Dalam konteks Alkitab berbahasa Melayu, kata “Pantekosta” pertama kali muncul dalam terjemahan DR. Hillebrandus Cornelius Klinkert. Proyek penerjemahan Alkitabnya dimulai dengan empat Injil yang dicetak atas biaya sendiri pada tahun 1861, diikuti oleh Perjanjian Baru lengkap yang dicetak di Semarang pada tahun 1863 dengan dukungan dari Lembaga Alkitab Belanda (NBG). Kata “Pentakosta” kemudian juga digunakan dalam Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).
Janji Pengutusan Roh Kudus
Pada malam terakhir sebelum penderitaan dan penyaliban-Nya, Yesus Kristus telah memberitahukan kepada murid-murid-Nya mengenai kedatangan Roh Kudus sebagai Penolong dan Penyerta. Janji ini ditegaskan kembali setelah kebangkitan-Nya dan sesaat sebelum kenaikan-Nya ke surga.
Yesus berkata:
- “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Namun, kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:16-17)
- Tujuan kedatangan Roh Kudus adalah untuk mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan para murid akan semua yang telah Yesus katakan (Yohanes 14:26), serta bersaksi tentang Yesus (Yohanes 15:26).
- Yesus juga menjelaskan bahwa kepergian-Nya adalah syarat kedatangan Penghibur (Roh Kudus), yang akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yohanes 16:7-11).
- Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menginstruksikan murid-murid-Nya untuk tinggal di Yerusalem sampai mereka diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi, yaitu janji Bapa (Lukas 24:49).
- Sesaat sebelum naik ke surga, Ia berjanji, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Para Rasul 1:8)
Peristiwa Pentakosta Kristen Pertama
Sesuai dengan janji ilahi, ketika tiba hari Pentakosta Yahudi, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Kitab Kisah Para Rasul pasal 2 mencatat:
- Turunnya Roh Kudus: Tiba-tiba, terdengar bunyi dari langit seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah tempat mereka duduk. Tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Seketika, mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, sesuai dengan apa yang diberikan Roh itu kepada mereka.
- Reaksi Orang Banyak: Di Yerusalem saat itu terdapat orang-orang Yahudi yang saleh dari berbagai bangsa. Mendengar bunyi tersebut, mereka berkerumun dan menjadi bingung karena masing-masing mendengar para rasul berbicara dalam bahasa mereka sendiri. Mereka yang berasal dari Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, Libia dekat Kirene, pendatang dari Roma (baik Yahudi maupun penganut agama Yahudi), Kreta, dan Arab, semuanya tercengang dan heran. Sebagian bertanya-tanya apa artinya, sementara yang lain menyindir bahwa para rasul sedang mabuk anggur manis.
Khotbah Petrus yang Mengubah Sejarah
Menanggapi kerumunan itu, Rasul Petrus, berdiri bersama kesebelas rasul lainnya, menyampaikan khotbah yang penuh kuasa:
- Ia membantah tuduhan mabuk, menyatakan bahwa hari baru pukul sembilan pagi.
- Ia menjelaskan bahwa peristiwa itu adalah penggenapan nubuat Nabi Yoël (Yoël 2:28-32) mengenai pencurahan Roh Allah ke atas semua manusia.
- Petrus bersaksi tentang Yesus dari Nazaret, yang telah ditentukan Allah dan dinyatakan melalui mujizat-mujizat, yang disalibkan dan dibunuh oleh bangsa-bangsa durhaka, namun dibangkitkan Allah dari kematian.
- Ia mengutip Daud (Mazmur 16:8-11) yang berbicara tentang kebangkitan Mesias dan bahwa daging-Nya tidak akan mengalami kebinasaan. Petrus menegaskan bahwa Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan para rasul adalah saksinya.
- Setelah ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan, Yesuslah yang mencurahkan apa yang mereka lihat dan dengar.
- Petrus juga mengutip Daud (Mazmur 110:1) untuk menunjukkan bahwa bukan Daud yang naik ke surga, melainkan Yesus yang telah dijadikan Tuhan dan Kristus oleh Allah.
Lahirnya Gereja Mula-Mula
Khotbah Petrus sangat menyentuh hati para pendengarnya. Mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul lain, “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” Petrus menjawab, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.”
Sebagai hasil dari kesaksian dan nasihat Petrus, orang-orang yang menerima perkataannya memberi diri dibaptis, dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Inilah yang disebut sebagai lahirnya gereja mula-mula, yang ditandai dengan karakteristik berikut:
- Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
- Selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
- Rasa takut akan Tuhan meliputi mereka, dan banyak mujizat serta tanda diadakan oleh rasul-rasul.
- Orang-orang percaya tetap bersatu, segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan mereka menjual harta milik untuk dibagikan sesuai keperluan.
- Setiap hari mereka berkumpul di Bait Allah dengan sehati, memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir, makan bersama dengan gembira dan tulus hati, sambil memuji Allah.
- Mereka disukai semua orang, dan Tuhan menambahkan jumlah mereka setiap hari dengan orang-orang yang diselamatkan.
Tanggal Pentakosta
Pentakosta dirayakan 50 hari setelah Paskah. Berdasarkan tabel tanggal yang disediakan, untuk tahun 2025, baik Pentakosta Barat maupun Pentakosta Timur akan jatuh pada tanggal 8 Juni.
Peristiwa Pentakosta tetap menjadi tonggak fundamental dalam iman Kristiani, menandai penggenapan janji Kristus, pemberdayaan gereja oleh Roh Kudus, dan permulaan misi global untuk memberitakan Injil.