
Wartagereja.co.id – Moga, – Suasana siang, Sabtu, 9 Agustus 2025 di Alun-alun Moga tak seperti biasanya. Langit cerah dengan sinarnya, seakan merestui arak-arakkan jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Moga yang melangkah perlahan, dalam iringan yang diwarnai dengan sukacita. Di tangan mereka, tergenggam bukan sekadar sesaji atau tanda syukur, tetapi simbol kehidupan dalam bentuk hasil panen, ternak, dan kerajinan tangan yang disiapkan dengan penuh sukacita dari rumah masing-masing.
Itulah prosesi Unduh-unduh. Sebuah prosesi tahunan yang telah mendarah daging dalam denyut nadi jemaat GKJ Moga. Lebih dari sekedar tradisi, Unduh-unduh adalah ekspresi iman. Sebuah persembahan syukur atas berkat Tuhan yang tak selalu terukur dengan nominal rupiah, tetapi nyata dalam setiap tetes keringat dan panen yang berhasil dituai.
Sebelum arak arakan, diawal kegiatan diadakan pecah kendi yang melambangkan, Pertama awal yang baru. Sebuah pembaharuan Unduh-unduh yang dilakukan. Kedua, melepas sekat atau rintangan yang menghalangi ucapan syukur jemaat dan ketiga, niat yang dibuka agar semua kegiatan yang dilakukan lancar.
Arak-arakan Iman dan Budaya
Prosesi dimulai dari alun-alun kota, bergerak menuju gedung gereja. Suara gegap gempita drumband yang dibawakan oleh wanita jemaat GKJ Moga, mengiringi langkah perlahan jemaat dengan ungkapan syukur. Hasil bumi diusung dalam bentuk gunungan yang berjumlah 3 buah. Sementara itu anak-anak dan orang tua berjalan berdampingan, menyatu dengan semangat yang sama. Bersukacita dalam berkat, bersaksi lewat persembahan. Sepanjang tepi jalan masyarakat menyaksikan arak arakan Unduh-unduh yang dilakukan jemaat GKJ Moga.
Sesampainya di gereja, ibadah syukur pun digelar. Dalam refleksi, jemaat merenungkan bacaan dari Ulangan 26:1–11. Sebuah pengingat bahwa berkat Tuhan bukan hanya soal hasil, tetapi tentang penyertaan-Nya dalam setiap proses hidup. Bahwa syukur tak berhenti di dalam hati, tetapi harus menemukan bentuknya dalam tindakan memberi, berbagi, dan bersaksi.
Menghidupkan Tradisi, Menyampaikan Kesaksian
Menurut Pdt. Trombin Naftaliyus, S.Si, selaku pendeta jemaat GKJ Moga, tradisi Unduh-unduh adalah wujud nyata dari perjumpaan nilai-nilai kekristenan dan budaya Jawa.
“Kami ingin menanamkan, bahwa persembahan bukan semata soal benda, tapi tentang relasi dengan Tuhan yang memelihara. Lewat tradisi ini, kami bersaksi dengan cara yang akrab dan membumi,” ungkapnya dalam khotbah di depan jemaat dan tamu undangan.
Tradisi Unduh-unduh di GKJ Moga bukan sekadar seremoni. Unduh unduh adalah panggilan untuk merefleksikan : Apakah hidup kita sudah menjadi persembahan yang hidup? Apakah kita benar-benar bersukacita atas berkat Tuhan, dan membagikannya kepada sesama?
Salah satu jemaat, Dwi Sayekti dalam kesaksian singkatnya, mengatakan, “Tahun ini kami ingin Unduh-unduh menjadi lebih dari sekadar perayaan. Kami ingin menjadikannya kesaksian nyata tentang sukacita dan kepedulian kami kepada Tuhan, dan kepada sesama.” ujarnya pada kru media.
Lelang Syukur Membagi Berkat, Menguatkan Komunitas
Usai ibadah, persembahan hasil bumi, ternak dan kerajinan tangan dari jemaat dilelang. Lelang ini bukan sekadar lelang biasa. Di balik setiap hasil tani dan kerajinan, tersimpan cerita tentang kerja keras, ketekunan, dan iman. Hasil lelang digunakan untuk mendukung kegiatan pelayanan dan sosial gereja.
“Setiap panen, hasil kerja, dan pencapaian adalah bagian dari penyertaan Tuhan. Kalau saat ini saya mempersembahkan 1 ekor kambing semata-mata karena anugrah Tuhan yang melimpah pada saya” tutur I Ketut Astawa. “Persembahan ini bukan sekadar ‘mengembalikan’ berkat, tapi menghidupi kembali kisah penyelamatan Allah dalam bentuk nyata.”

Tradisi yang Terus Dihidupi
Pdt. Dr. K.R.T. Sugeng Prihadi, yang hadir sebagai tamu, mengungkapkan kekagumannya atas semangat GKJ Moga dalam nguri-uri (merawat) tradisi Unduh-unduh.
“Ini bukan soal melestarikan budaya semata, tetapi soal menjaga pertumbuhan iman lewat bentuk-bentuk yang kontekstual dan mengena,” ujarnya.
Di tengah dunia yang terus berubah, GKJ Moga tetap setia menyuarakan pesan lama dengan cara yang selalu baru: bahwa syukur yang harus dihidupi, bukan sekedar diucapkan.
Bersyukur dengan Tindakan, Bersaksi Lewat Persembahan
Unduh-unduh bukan hanya milik GKJ Moga. Unduh-unduh adalah warisan iman yang bisa dihidupi oleh siapa saja dan gereja gereja dimana berada. Percaya bahwa hidup ini adalah anugerah dan bahwa setiap anugerah layak dihaturkan dalam persembahan.
Dalam Unduh-unduh tahun 2025 ini, GKJ Moga mengajak kita semua melihat lebih dalam, bahwa memberi bukan soal berapa banyaknya, tapi seberapa tulus, dan bersyukur bukan hanya soal kata-kata, tapi soal tindakan nyata yang konkrit. Pada akhirnya, iman yang sejati bukan hanya dirayakan, tetapi dipersembahkan (sugeng ph/Red)